Monday, April 6, 2020
Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Sepotong bagian dari puisi Taufiq Ismail tersebut tepat untuk melukiskan kondisi Indonesia yang saat ini sedang menghadapi wabah virus Corona. Virus yang bermula dari Wuhan China ini telah nyata membuat dunia kalang kabut.
Hanya dalam rentang waktu tidak sampai empat bulan sudah mengakibatkan korban jiwa ratusan mencapai hampir 70.000 orang sampai dengan 6 April 2020. Serta menginfeksi tidak kurang 1,2 juta orang.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang mampu menyembuhkan. Padahal tingkat penularan Corona Virus Desease (Covid-19) ini terbilang cepat. Mirip sistem multi level marketing (MLM) karena satu orang berpotensi menularkan ke banyak orang secara berantai.
Baca Juga : Lima Tradisi Unikk BCS yang Menginspirasi
Di sisi lain para tenaga medis baik dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya harus berjuang di garda terdepan dengan resiko kematian. Mirisnya mereka kekurangan alat pelindung diri (APD) sehingga banyak yang hanya menggunakan alat seadanya. Jauh dari standar kesehatan dan keselamatan.
Tak heran, jika para pahlawan kemanusiaan itu telah puluhan yang gugur karena terpapar virus corona.
Melihat kondisi semacam itu, Brigata Curva Sud (BCS) kelompok supporter pendukung PSS Sleman tergerak untuk ikut berkontribusi.
Mengusung jargon Ora Muntir, kawanan anak muda penghuni tribun selatan Stadion Maguwoharjo itu melakukan aksi kemanusiaan dengan menggalang dana.
Kebaikan yang Tak Cukup dalam Cakupan Kata
Berbekal niat memberi manfaat dan semangat, mereka mengandalkan media sosial dan jalinan pertemanan untuk mengetuk hati para dermawan.
Langkah BCS ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Ini sekaligus meyakinkan kita, masih banyak orang-orang baik, para dermawan yang ikhlas ingin memberi bantuan.
Orang tidak berbuat baik, bisa jadi karena mereka tidak tahu caranya. BCS tampak ingin berperan sebagai agen kebaikan itu.
Hasilnya, hanya dalam tempo beberapa hari, donasi yang masuk telah mencapai angka di atas Rp40 juta. Tepatnya Rp44.956.107
Seperti diposting dalam akun twitter @ BCSxPSS_1976, sejak awal alokasi dana tersebut memang untuk pembelian sejumlah APD dan akan disumbangkan ke sejumlah fasilitas kesehatan di Sleman.
Antara lain RSUD Sleman dan Puskesmas se-Kabupaten Sleman.
Langkah kecil yang dilakukan BCS, tentu patut untuk ditiru. Sebab wabah Corona belum memperlihatkan tanda akan usai.
Baca Juga : Kisah Pertaruhan Nyawa Tamu Negara Pertama Indonesia
Jika #dirumahaja, #rebahanaja, bisa memberikan dampak signifikan memutus rantai penularan corona. Maka menyisihkan sebagian harta yang kita punya untuk membantu mereka yang membutuhkan, sangat mungkin menjadi obat yang menyembuhkan dan tirai yang menghalangi datangnya penyakit.
Maka, Tidak perlu menunggu kaya untuk bersedekah. Karena belum tentu sampai kapan kemiskinan berakhir sudah.
Panjang umur hal-hal baik!
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Sepotong bagian dari puisi Taufiq Ismail tersebut tepat untuk melukiskan kondisi Indonesia yang saat ini sedang menghadapi wabah virus Corona. Virus yang bermula dari Wuhan China ini telah nyata membuat dunia kalang kabut.
 |
| Twitter @BCSxPSS_1976 |
Hanya dalam rentang waktu tidak sampai empat bulan sudah mengakibatkan korban jiwa ratusan mencapai hampir 70.000 orang sampai dengan 6 April 2020. Serta menginfeksi tidak kurang 1,2 juta orang.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin yang mampu menyembuhkan. Padahal tingkat penularan Corona Virus Desease (Covid-19) ini terbilang cepat. Mirip sistem multi level marketing (MLM) karena satu orang berpotensi menularkan ke banyak orang secara berantai.
Baca Juga : Lima Tradisi Unikk BCS yang Menginspirasi
Di sisi lain para tenaga medis baik dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya harus berjuang di garda terdepan dengan resiko kematian. Mirisnya mereka kekurangan alat pelindung diri (APD) sehingga banyak yang hanya menggunakan alat seadanya. Jauh dari standar kesehatan dan keselamatan.
Tak heran, jika para pahlawan kemanusiaan itu telah puluhan yang gugur karena terpapar virus corona.
Melihat kondisi semacam itu, Brigata Curva Sud (BCS) kelompok supporter pendukung PSS Sleman tergerak untuk ikut berkontribusi.
Mengusung jargon Ora Muntir, kawanan anak muda penghuni tribun selatan Stadion Maguwoharjo itu melakukan aksi kemanusiaan dengan menggalang dana.
Kebaikan yang Tak Cukup dalam Cakupan Kata
Berbekal niat memberi manfaat dan semangat, mereka mengandalkan media sosial dan jalinan pertemanan untuk mengetuk hati para dermawan.
 |
| Sumber foto: istimewa |
 |
| Sumber foto: istimewa |
 |
| Sumber foto: istimewa |
 |
| Twitter @BCSxPSS_1976 |
 |
| Twitter @BCSxPSS_1976 |
Langkah BCS ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Ini sekaligus meyakinkan kita, masih banyak orang-orang baik, para dermawan yang ikhlas ingin memberi bantuan.
Orang tidak berbuat baik, bisa jadi karena mereka tidak tahu caranya. BCS tampak ingin berperan sebagai agen kebaikan itu.
Hasilnya, hanya dalam tempo beberapa hari, donasi yang masuk telah mencapai angka di atas Rp40 juta. Tepatnya Rp44.956.107
Seperti diposting dalam akun twitter @ BCSxPSS_1976, sejak awal alokasi dana tersebut memang untuk pembelian sejumlah APD dan akan disumbangkan ke sejumlah fasilitas kesehatan di Sleman.
Antara lain RSUD Sleman dan Puskesmas se-Kabupaten Sleman.
Langkah kecil yang dilakukan BCS, tentu patut untuk ditiru. Sebab wabah Corona belum memperlihatkan tanda akan usai.
Baca Juga : Kisah Pertaruhan Nyawa Tamu Negara Pertama Indonesia
Jika #dirumahaja, #rebahanaja, bisa memberikan dampak signifikan memutus rantai penularan corona. Maka menyisihkan sebagian harta yang kita punya untuk membantu mereka yang membutuhkan, sangat mungkin menjadi obat yang menyembuhkan dan tirai yang menghalangi datangnya penyakit.
Maka, Tidak perlu menunggu kaya untuk bersedekah. Karena belum tentu sampai kapan kemiskinan berakhir sudah.
Panjang umur hal-hal baik!