KabareMinggir – Atlet Lompat Tinggi Putra dari Qatar, Mutaz Barshim mungkin akan dikenal sepanjang sejarah olah raga. Bukan hanya karena prestasinya meraih medali emas olimpiade cabang Lompat Tinggi Putra. Namun kemauannya berbagi medali dengan sang pesaing. Gianmarco Tamberi dari Italia.
Mutaz Barshimi (Sumber IG@mutaz.barshim)
Kisah mengharukan itu tersaji pada Ahad (1/8/2021) pada babak final yang digekar di Olympic Stadium, Tokyo Jepang. Setelah kedua atlet mampu mencatakan lompatan setinggi 2,37 meter. Keduanya mampu mencatatkan lompatan yang sama sehingga official memberikan kesempatan tambahan untuk lompatan 2,39 meter sebanyak tiga kali.
Baca Juga : Delapan Negara Pertama yang Mengakui Kemerdekaan Indonesia
Dua lompatan awal, keduanya
gagal. Pada lompatan terakhir, Tamberi diberi kesempatan tetapi mundur karena
cidera. Melihat kondisi tersebut, Barshim yang memiliki kesempatan mendapatkan emas
menghampiri official, dan menanyakan apakah ada kemungkinan emas bisa
didapatkan berdua jika dirinya tidak mengambil kesempatan lompatan terakhir.
Di luar dugaan, ternyata hal
tersebut dimungkinkan. Barshim dari Negeri Timur Tengah itu pun menyatakan tak mengambil
lompatan terakhir. Itu artinya Tamberi juga berhak mendapatkan medali emas.
Mendengar keputusan itu, Tamberi tak kuasa menahan haru. Ia langsung memeluk
Barshim.
Siapakah Mutaz Barshim?
Atlet dari Negeri Qatar ini tercatat pernah meraih medali perunggu pada Olimpiade yang digelar di London Inggris pada 2012 dan Medali Perak pada Olimpiade Rio de Jianero Brazil 2016.
Barzhim yang lahir di Doha Qatar pada 24 Juni 1991 ini juga menjadi atlit yang berhasil mencapai lompatan tertinggi kedua di
dunia dengan lompatan setinggi 2,43 meter, terpaut 2 centimeter dari rekor
tertinggi saat ini yakni 2,45 meter milik Javeir Sotomayor dari Kuba.
Dari momen ini kita bisa
belajar, olah raga tidak sekadar untuk meraih kemenangan. Tetapi juga semangat
untuk berbagi. Terima kasih Barshim!