Rerasan - Timnas Indonesia akhirnya harus takluk dari Vietnam dengan skor
meyakinkan 3-0 sehingga Indonesia hanya meraih medali perak dari cabang
Sepakbola SEA Games 2019 yang berlangsung di Manila Filipina. Tiga gol
kemenangan Vietnam tercipta di babak pertama (2-0) dan babak kedua (3-0).
![]() |
Sumber : pixabay.com |
Tampil dengan formasi terbaik, Indonesia sempat mendapat serangan beruntun dari Vietnam pada babak pertama. Kondisi semakin mengkhawatirkan ketika Evan Dimas Darmono harus ditarik keluar lapangan akibat cidera setelah dilanggar pemain Vietnam. Meski demikian Garuda Muda asuhan Indra Sjafri tersebut terus menunjukkan semangat dan kekompakan tim.
Baca Juga : Rasakan Seduhan Barista Teruji di Tongkah Kopi Minggir
Pada babak kedua Timnas Indonesia mulai menemukan irama
permainan dan determinasi. Sehingga mampu menguasai jalannya pertandingan.
Setelah melalui berbagai percobaan, akhirnya Vitenam mampu membobol gawang
Indonesia. Cidera Evan Dimas membuat lini tengah Indonesia benar-benar
kewalahan melawan agresivitas Vietnam.
Tertinggal 2-0 Indonesia tetap tampil menyerang. Tetapi
sayang, gawang Indonesia justru kebobolan pada babak kedua sehingga skor
menjadi 3-0. Dengan hasil ini Indonesia harus kembali puasa Emas sejak meraih medali emas sejak tahun 1991.
Vietnam yang pada babak penyisihan grup juga mengalahkan
Indonesia dengan 2-1, berhak menjadi kampiun dan menjadi juara baru sebab pada
gelaran SEA Games sebelumnya, emas sepakbola menjadi langganan Thailand dan
Malaysia.
Mengapa Indonesia
Kalah?
Final SEA Games kali ini merupakan kegagalan kesekian Timnas
Indonesia di partai final. Menurut penulis, ada beberapa sebab kegagalan
Indonesia itu.
Pertama, kita bisa melihat Tim Nasional Inggris, dengan liga terbaik
di dunia dan pemain-pemain hebat, namun Inggris selalu gagal di berbagai
kompetisi. Ada semacam ‘mental block’ sehingga muncul ketakutan-ketakutan
mereka akan kalah. Ini membuat pemain tidak lepas dalam bermain.
Kedua, cidera pemain. Di beberapa partai final atau menjelang
partai final seringkali pemain Indonesia mengalami cidera. Di satu sisi ini
mungkin akibat adanya ketegangan akibat adanya mental block. Di sisi lain,
kondisi ini mempengaruhi pemain lain sehingga down. Maka pelatih harus
menyiapkan pemain-pemain yang setara, tidak ada yang paling menonjol dan
sebagainya.
Baca Juga : Viral, HEHA Skypark, Menikmati Yogya dari Ketinggian
Ketiga, strategi antara akal dan otot. Dengan kondisi pada poin
pertama, pelatih perlu menerapkan strategi yang lebih akomodatif untuk
dimainkan tim yang dalam kondisi tertekan. Karena performa mereka akan berada
di bawah standar. Pada posisi ini, pelatih bisa menerapkan strategi kick and
run. Permainan cepat kombinasi umpan jauh. Untuk merusak konsentrasi lawan.
Kekalahan dari Vietnam tentu menambah catatan kelam kekalahan
Garuda di laga final. Butuh setidaknya threatment khusus untuk mengembalikan
kepercayaan diri pada pemain muda kita. [e]