Kabare Minggir - Sejarah Selokan Van Der Wijk, saluran irigasi mengandalkan
gravitasi bumi. Pada tulisan sebelumnya, Tim Kabare Minggir telah mengulas
tentang Selokan Mataram. Selokan Mataram, Benarkah Dibangun Belanda? Kali ini kami sajikan informasi mengenai Selokan Van
Der Wijk yang melintasi Kecamatan Minggir ke bagian selatan sampai daerah
Sedayu Bantul.
Buk Renteng, Bagian dari Selokan Van der Wijk |
Selokan ini mulai dibangun pada
1909 sampai dengan 1932 untuk mengairi lahan tebu yang banyak terdapat di
Kecamatan Minggir dan Moyudan. Tebu tersebut untuk menyuplai pabrik gula di
Yogyakarta pada masa Belanda yang jumlahnya sekitar 17 Pabrik. Termasuk satu di
antaranya Pabrik Gula Sendangpitu yang berlokasi di Desa Sendangrejo Kecamatan
Minggir.
Selokan Van Der Wijk
diperkirakan memiliki panjang 17 Km. Konstruksinya dibangun dengan mengandalkan
gravitasi bumi, sehingga memiliki keunikan. Terdapat satu bagian yang aliran
airnya berada lebih tinggi dari jalan raya dan area perswawah di sekitarnya. Area
ini kini sering dinamakan Buk Renteng.
Buk renteng merupakan saluran
air dengan ketinggian bervariasi. Dan di bawahnya terdapat lorong-lorong yang
saling menyambung. Bahkan ada satu bagian yang di bawahnya bisa dilewati mobil
dan motor. Selepas Buk Renteng, terdapat sebuah talang tembaga melintasi di
atas Sungai, Kali Putih.
Selokan Van der Wijk, mengairi
area seluas kurang lebih 20 hektar. Meliputi Kecamatan Minggir, Kecamatan
Moyudan dan Sedayu Bantul. Nama selokan Van der Wijk diambil dari nama Gubernur
Jenderal Belanda, bernama lengkap Jonkheer Carel Herman Aart van der Wijck yang
memerintah sejak 1893–1899.
Pada 1921, nama Van der Wijk
juga dijadikan nama Kapal mewah yang tenggelam di Laut Jawa. Cerita tentang
kapal ini ditulis oleh Buya HAMKA, Tenggelamnya Kapal Van der Wijk yang juga
telah difilmkan. [KM/03]