-->

Mengenal Salak Pondoh, Flora Identitas Kabupaten Sleman


Kabare Minggir – Tanaman Salak Pondoh menjadi flora identitas Kabupaten Sleman. Banyak tumbuh di lereng selatan Gunung Merapi, terutama di Kecamatan Turi dan Tempel. Ciri khas dari Salak Pondoh adalah rasanya yang manis, tidak sepet meskipun buah belum matang.

salak pondoh sleman
Salak Pondoh
Sumber: agrotani.com

Menurut laman Wikipedia, Salak Pondoh termasuk Kingdom Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Liliopsida, Ordo Arecales, Famili Arecaceae, Genus    Salacca, Spesies S. Zalacca. Dengan nama ilmiah Sallaca edulis Reinw cv Pondoh.

Lama slemankab.go.id menuliskan sejarah pengenalan tanaman Salak Pondoh. Pada tahun 1917, Partoredjo, seorang Jogoboyo Desa Kapanewon Tempel Sleman menerima kenang-kenangan empat butir biji salak dari seorang Belanda yang telah selesai masa tugas dan akan pulang ke Belanda. Setelah ditanam dan berbuah, rasa buahnya manis dan tidak sepat.


Sekitar tahun 1948, tanaman salak tersebut kemudian dikembangkan Muhadi Winarto, warga Sokobinangun Merdikorejo Tempel, putra Partodiredjo. Karena rasanya yang masih, tanaman ini kemudian menyebar dengan cepat bahkan sampai ke daerah luar Sleman.

Tanaman Salak Pondoh hidup berumpun bisa mencapai ketinggian 4-7 meter. Dengan usia hingga puluhan tahun. Sedangkan buahnya, berbentuk segitiga bulat,  mirip telur terbalik. Panjang buah sekitar 2,5 - 7,5 cm. Ketebalan daging sekitar 1,5 cm dilindungi kulit bersisik dan tersusun rapi seperti genting, dengan warna coklat kehitam-hitaman.


Saat ini buah Salak Pondoh telah menembus pasar ekspor ke beberapa negara antara lain Selandia Baru, Malaysia, Kamboja, Singapura, Australias, Korea dan Cina. Dengan persaingan ekspor yang tidak begitu ketat, karena meskipun terdapat produksi buah serupa di beberapa daerah dan juga di Malaysia, tetapi kualitas buahnya tidak sebagus yang ditanam di lereng Merapi. [KM/03]

LihatTutupKomentar