Gugah Siswa untuk Terus Peduli, SDIT Muhammadiyah Manggeng Kembali Adakan SDIT PEDULI

Untuk melatih siswa agar lebih peduli kepada sesama, SDIT Muhammadiyah Manggeng kembali adakan aksi peduli sosial, Selasa, (8/2/2022). SDIT Muhammadiyah Manggeng Aceh Barat Daya kembali mengadakan program bulanannya, yaitu, SDIT Peduli. 



Kali ini, murid murid SDIT mengadakannya di Gampong Tengah Kecamatan Manggeng. Murid SDIT pergi dari sekolah berjalan kaki ke rumah tersebut yang berjarak 1 km dari sekolah, nampak sorak gembira dari murid pun terdengar begitu senang. 


Bapak Arrahman, atau orang sekitarnya memanggilnya dengan Pak Rahman, berumur 51 Tahun dan telah menikah dengan orang Jawa Tengah yang bernama Sartinah yang berumur 40 tahun. 





Mereka dikaruniai 4 Anak. 3 perempuan dan 1 laki - laki. Anak pertama kelas 5 SD, yang kedua kelas 4 SD, yang ketiga kelas 1 SD , dan terakhir mau masuk TK. 


Sampai saat ini beliau belum memiliki rumah pribadi dan masih berpindah-pindah dengan menyewa rumah kontrakan, pekerjaan beliau pedagang sayur di pasar pagi dan kemudian ketika siang memindahkan barang dagangannya ke Pasar Manggeng untuk dijual di siang hari.


Beberapa bulan lalu, Bapak Rahman mendapat musibah, beliau ditabrak oleh pengendara motor dari arah belakang yang mengakibatkan kakinya patah. "Waktu itu sehabis subuh saya mencari rezeki , dengan menjual sayur di pasar pagi lalu saya ditabrak oleh sepeda motor dari belakang, lalu saya jatuh, dan ketika jatuh saya mengalami kesusahan dalam berdiri. Saya dibantu oleh orang lain dan dilarikan ke puskesmas ternyata kaki saya patah. Lalu saya dirujuk ke rumah sakit Korea di Blangpidie. Kata dokter, kaki saya harus disemen, sayapun menyetujui saran dokter, Ternyata di semen juga tidak bisa. Akhirnya dokter memutuskan untuk mengoperasi. Lalu saya dirujuk ke Rumah Sakit Kesdam di Banda Aceh, lalu saya dioperasi. Sekarang untuk sementara waktu saya belum bisa berjalan," tutur Bapak Rahman dengan mata yang berkaca kaca.


Sartinah, sang istri juga bercerita "Saya juga tidak bekerja, saya seorang ibu rumah tangga, dan saya tidak bisa bekerja jika harus meninggalkan suami saya sendirian di rumah. Alhamdulillah untuk makan sehari dapat tercukupi dari bantuan tetangga," tutur Sartinah. 


Demikian Kisah Bapak Rahman yang sedang dilanda musibah. Sehingga pihak sekolah bersama para siswa turut membantu meringankan beban keluarga beliau. Dalam penyerahan bantuan tersebut ustazah Yola  mengatakan  "Semoga Bapak Rahman dan keluarga selalu dalam pertolongan Allah. Allah tau bapak Rahman kuat dalam menjalani hidupnya, jadi Bapak Rahman diuji agar bisa lebih sabar lagi dalam menjalani hidup."


Maka dengan berbagai latar belakang diturunkannya bencana, sesungguhnya Allah SWT telah menakar kadar musibah sesuai dengan kemampuan manusia. Allah berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 286 berbunyi: لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا “La yukallifullahu nafsan illa wus’aha.” “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Semoga kita semua terus dikaruniai hati yang ringan untuk peduli dan rizki yang cukup untuk berbagi.

LihatTutupKomentar