Ubi Jalar merupakan komoditas pertanian yang menjadi sumber karbohodrat baik dan banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu jenis ubi jalar yang terkenal adalah Ubi Cilembu. Memiliki kulit berwarna putih kekuningan seperti gading, dagingnya orange terang berserat halus. Dengan ubi ukuran beragam.
TVRI Yogya |
Ubi Cilembu diyakini adalah ras lokal asal Pamulihan Sumedang Jawa Barat. Banyak diminati konsumen sejak tahun 1990-an karena memiliki rasa manis. Meski berasal dari Sumedang, kini Ubi Cilembu juga bisa dibudidayakan di daerah Sleman, khususnya di Sumberagung Moyudan Sleman.
PPL Pertanian dari UPT BP4 Wilayah 1 Moyudan, Sudarno, coba membudidayakan jenis ubi ini di Dusun Kaliurang, Sumberagung Moyudan Sleman bersama kelompok tani setempat.
Cara Menanam Ubi Cilembu
Diawali dengan pengolahan agar menjadi gembur. Pengolahan bisa menggunakan traktor.
Kemudian melakukan pemupukan dasar dengan kotoran hewan ternak. Seperti yang dilakukan kelompok tani Subur Makmur.
Kemudian membuat bedengan dengan lebar 60 cm – 1 meter dan ketinggian 25 cm – 30 cm.
Perkembanganbiakan bisa menggunakan cara vegetative melalui pemotongan batang ubi jalar yang sudah tumbuh maupun secara generative dengan menumbuhkan tunas dari ubi cilembu. Untuk cara stek batang, lebih
Bibit yang sudah disiapkan, bisa didiamkan di tempat yang teduh atau direndam dalam air beberapa hari sampai tumbuh akar, sebelum ditanam
Setelah muncul akar, bibit bisa ditanam di bedengan yang sudah disiapkan.
Baca Juga : Kisah Agus Riyadi, Sukses Budidayakan Alpukat
Lakukan penyiraman secara rutin setiap hari atau dua hari sekali, sampai muncul tunas baru.
Setelah empat minggu, lakukan pembalikan tanaman yang menjalar, agar tidak muncul akar baru yang tumbuh ke tanah karena akan membuat ukuran ubi yang tumbuh berukuran kecil-kecil.
Setelah 90 hari, ubi Cilembu bisa dipanen. Satu batang ubi bisa menghasilkan 1 kg. Harga Ubi Cilembu di tingkat petani perkilo di kisaran Rp6 ribu.
Perawatan Ubi Cilembu relative mudah karena tidak memerlukan banyak air, sehingga bisa ditanam pada musim kemarau untuk menggantikan tanaman padi.
Dengan demikian pola tanam yang dilakukan petani bisa lebih variatif, tidak terus-menerus menanam padi. [KM]