-->

Wisuda Tanpa Toga, Gegara Corona

Rerasan - Apa yang paling membahagiakan bagi seorang mahasiswa? Jika para tim kreatif kuis 'Survei Membuktikan' menanyai satu per satu mahasiswa, ranking pertama saya percaya adalah saat wisuda. 

Wisuda Tanpa Toga
Wisuda Tanpa Toga

Apa yang menarik dari wisuda? Banyak. Mulai dari dandan di salon dengan model pakaian kebaya bagi perempuan atau kemeja perlente bagi yang laki-laki. Semua momentum itu dirasakan serba nikmat meskipun harus mruput datang ke salon, pontang-panting cari uba rampe yang pas dan sebagainya. Tetapi semua akan terlalui dan terbayar tuntas ketika sorot kamera dan blitz saling berkedipan.


Baca Juga : Suyadi, Anak Tukang Batu Raih S2 dan Tulis Puluhah Buku

Kemudian, saat yang ditunggu tiba. Mengenakan toga dengan gagah. Nama-nama disebutkan satu persatu sebagai lulusan universitas idaman. Simbah, Bapak, Ibu, Adik, Kakak, semua diajak. Tidak lupa calon jodoh juga hadir. Tambah lengkap rasanya.

Inilah saat yang ditunggu, dinanti sekian tahun. Berpakaian toga, foto bersama keluarga dan punya bahan untuk dibagikan kebahagiaan itu melalui aneka media sosial yang tersedia. 

Kawan, handai taulan, sanak saudara tentu juga ikut merasa bangga. Maka mengalirlah aneka ucapan selamat, sukses, disertai doa-doa.

Namun tidak dengan wisuda tahun ini. Banyak universitas, atau bahkan semua universitas meniadakan acara wisuda. Mahasiswa langsung dinyatakan lulus dan berhak mendapatkan ijazah. Orang tua tidak perlu jauh-jauh datang ke Yogyakarta.

Baca Juga : Kemenag Buka Beasiswa S2 dan S3 Sampai Akhir Mei 2020

Tidak ada makan bersama seusai wisuda. Karena semua serba virtual. Layaknya wisuda tapi hanya di dunia maya. Bahkan beberapa sekolahan yang kelulusannya juga dengan model wisuda sampai ada yang menggunakan model wisuda online.

Guru-guru hadir di satu ruangan, lalu ditampilkan di layar satu per satu gambar siswa secara daring. Seolah mereka hadir dihadapan para guru. Mengharukan.

Kini, para sarjana tanpa toga itu bukan hanya harus menerima kenyataan tak pernah merasakan wisuda. Melainkan juga siap menghadapi kenyataan kondisi sosial-ekonomi yang tak menentu.

Harus gigih mencari kerja atau menciptakan lapangan kerja dengan ijazah yang telah mereka bawa. [r]
LihatTutupKomentar