Rerasan – Karena
uang kadang membuat orang hilang rasa kemanusiaan. Seperti yang terjadi
beberapa waktu lalu. Ketika wabah Corona melanda Indonesia, dan banyak orang
membutuhkan alat pelindung diri (APD), masker serta handsanitizer justru malah
lenyap dari pasaran.
Kalaupun ada harganya jauh di atas normal. Berlipat-lipat
mahalnya. Masker yangs atu pack biasa dijual 25-35 ribu tiba-tiba menjadi 350
ribu!
Alak pengukur suhu badan model ‘tembak’ yang biasanya
tidak sampai satu juta per unit, ketika dibutuhkan masyarakat justru melonjak
bahkan ada yang menjual di angkat 1,8 juta.
Bahkan tenaga medis dibuat bertaruh nyawa kakibat
ketiadaan alat pelindung diri.
Jangankan Hazmat Suit, masker medis saja harus
pesan jauh-jauh hari dan dibatasi!
Luar biasa keji, mereka mencari rizki dengan menggadaikan nyawa saudara sebangsanya sendiri.
Virus Corona menjadi ujian akan kemampuan bangsa
Indonesia untuk bertahan dari beragam ancaman. Kemandirian, kecepatan,
ketelitian, kemampuan di bidang kesehatan dan sebagainya.
Dalam soal kemandirian, masih perlu dipertanyakan karena
berbagai peralatan masih butuh bantuan dari dunia luar. Belum lagi soal
kemandirian pangan yang terus membuka keran impor dari Negara lain. Beras,
kedelai, gula pasir bahkan garam pun harus mendatangkan dari Negara lain.
Soal kecepatan juga perlu diuji, sebab ternyata Vietnam
mampu melakukan dengan lebih baik. Ketika Corona mulai menyerang China, seharusnya
bisa diantisipasi lebih dini dengan menutup akses dari negeri China.
Kisah
Para Penimbun
Kembali ke cerita para penimbun. Kini para penimbun
masker dan handsanitizer memetik buah perilakunya. Barang-barang yang mereka
timbun ternyata bisa dibuat subtitusi alias penggantinya.
Misal masker, karena masker medis langka dan mahal. Masyarakat
dengan cepat membuat masker kain yang dikatakan juga efektif mencegah
penyebaran Corona. Maka harga masker yang ratusan ribu itu tidak banyak
terjual, masyarakat memilih masker kain dengan harga kisaran 5 ribuan dan bisa
dicuci ulang.
Baca Juga : Masker Kain Efektif Cegah Penyebaran Corona
Begitu juga dengan handsanitizer, yang kemudian bisa
diproduksi oleh sekolah-sekolah, industry kecil hingga industri rumah tangga. Sehingga
masyarakat tidak harus membeli handsanitizer dengan harga di luar nalar, hingga
ratusan ribu!
Kini para penimbun tampaknya mulai kelabakan, sehingga
harga-harga mulai mereka turunkan mendekati harga normal.
Para penimbun merupakan golongan yang patut dipertanyakan
rasa kemanusiaannya, juga kebangsaannya. Jangan sampai mengaku paling Pancasila
dan paling NKRI ternyata justru ingin mencekik saudara sebangsanya sendiri. [r]
Baca Juga : Mencari Orang Paling Pancasila se-Indonesia