Jual beli tanah properti berupa tanah dan
bangunan saat ini telah menjadi ladang bisnis tersendiri. Orang tidak lagi
membeli tanah atau rumah untuk ditempati sendiri melainkan sebagai sarana
investasi bagi para pemilik modal. Membeli kemudian dijual kembali dengan harga
yang lebih tinggi. ‘Virus’ jual beli tanah ini ternyata juga sudah merembet
sampai di Kecamatan Minggir.
Cobalah berkunjung situs penjelajah
google, dan ketikan kata, ‘tanah dijual minggir sleman’ maka segera tertera
aneka ragam situs jual beli properti yang menyuguhkan data tanah dijual di
wilayah Kecamatan Minggir. Kadang lengkap dengan harga dan foto-fotonya. Dengan
mengunggah di situs jual beli online, maka akan terbuka kesempatan para pembeli
datang dari luar daerah. Jika dulu jual beli tanah berkisar ke saudara atau
tetangga, maka kini kepemilikan bisa bergeser ke orang luar daerah.
Maraknya jual beli tanah yang terjadi di
Minggir tentu akan membawa dampak di beberapa lini kehidupan.
Pertama, tentu akan memengaruhi kenaikan harga tanah
di Minggir, karena biasanya para penjual mematok harga yang tinggi.
Kedua, alih fungsi lahan sulit dikendalikan. Para pembeli
biasanya tidak menjadikan tanah yang dibeli sebagai lahan pertanian, melainkan
untuk fungsi hunian.
Ketiga, bila tidak disertai pendekatan secara
kekeluargaan, memungkinkan terjadinya konflik sosial akibat sengketa lahan.
Semoga saja, maraknya jual beli lahan
bisa diantisipasi oleh pihak terkait agar pembangunan di Minggir tetap berjalan
dengan nuansa kekeluargaan dan kegotongroyongan. [KM/03]