Hati-hati! Buang-Buang Makanan Berdampak Buruk

Sisa makanan, atau membuang makanan, terjadi ketika makanan yang seharusnya dapat dimakan dibuang atau terbuang  sia-sia. Praktik ini telah menjadi masalah global utama yang  berdampak negatif pada banyak aspek kehidupan manusia dan lingkungan.


Limbah makanan dapat merusak rantai  makanan. Produksi pangan menggunakan banyak sumber daya alam seperti air, tanah, dan bahan kimia. Ketika makanan dibuang, seluruh rantai pasokan terganggu, dan upaya berbagai pihak untuk menyediakan makanan yang cukup bagi penduduk terancam.

Ilustrasi limbah makanan resto



Salah satu bahaya terbesar dari limbah makanan adalah dampaknya terhadap lingkungan. Ketika makanan menjadi limbah, akhirnya terurai di tempat pembuangan sampah, menghasilkan metana, gas rumah kaca dengan potensi lebih besar menyebabkan pemanasan global daripada karbon dioksida. Selain itu, produksi pangan yang boros berkontribusi pada hilangnya hutan, hilangnya keanekaragaman hayati, dan degradasi tanah.


Limbah makanan juga merupakan beban sosial dan ekonomi yang besar. Di banyak negara,  jutaan orang  kelaparan setiap hari. Namun, makanan yang cukup untuk menekan rasa lapar seringkali terbuang sia-sia. Pemborosan ini berarti bahwa solusi potensial untuk masalah kelaparan tidak maksimal dan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan makanan  akhirnya terbuang  sia-sia.


Limbah makanan juga menimbulkan permasalahan etis terkait kewajiban sosial dan moral masyarakat untuk menggunakan sumber daya secara bijak. Dalam masyarakat terhormat, membuang-buang makanan seringkali dianggap  tidak etis, karena masih banyak orang yang kelaparan.

LihatTutupKomentar