Bahaya! Dampak Kecurangan Mahasiswa Karena Chat GPT

Di era perkembangan teknologi  ini, komunikasi dan akses informasi  menjadi lebih mudah dan cepat. Salah satu inovasi yang  muncul adalah Chat GPT, model bahasa yang dapat menghasilkan teks menyerupai tulisan manusia. Meskipun teknologi ini memiliki keuntungan yang signifikan di beberapa bidang,  penggunaannya juga memiliki potensi risiko, terutama dalam konteks perguruan tinggi.


Salah satu bahaya terbesar adalah kemungkinan menyontek dalam tugas dan ujian. Siswa dapat menggunakan jawaban siap pakai Chat GPT tanpa melakukan pekerjaan intelektual mereka sendiri. Ini merugikan bagi siswa lain yang bekerja keras dan berusaha mencapai hasil terbaik. Kecurangan seperti itu juga merusak integritas pelatihan dan pembinaan.


Dalam perguruan tinggi, tujuan utamanya adalah pengembangan pengetahuan dan keterampilan siswa. Namun, dengan mengandalkan percakapan GPT, siswa dapat mengandalkan teknologi untuk mencapai tujuannya tanpa usaha yang memadai. Hal ini menyebabkan keterbelakangan keterampilan intelektual dan dapat menghambat kemampuan siswa untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis.


Menggunakan Chat GPT untuk kecurangan akademik juga melanggar etika akademik. Institusi  memiliki aturan dan peraturan yang ketat terhadap kecurangan seperti plagiarisme. Mahasiswa yang menggunakan Chat GPT secara tidak etis berisiko mendapatkan sanksi akademik, termasuk sanksi yang dapat merugikan prospek akademik mereka di masa depan.


Kecurangan dengan Chat GPT juga menciptakan ketidakadilan dalam penilaian. Siswa jujur ​​yang percaya diri dengan kemampuannya menyelesaikan tugas atau ujian mungkin merasa tidak adil saat melihat rekannya menggunakan teknologi untuk mencapai hasil yang sama atau bahkan lebih baik. Ini merusak keadilan sistem klasifikasi dan merusak nilai investasi siswa yang jujur.

ilustrasi penelusuran AI


Penggunaan Chat GPT oleh siswa melibatkan risiko penipuan yang signifikan. Kecurangan tersebut merugikan siswa lain, menghambat perkembangan kemampuan intelektual, melanggar etika akademik dan menimbulkan ketidakadilan dalam penilaian. Penting bagi institusi  untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi dan mencegah hal ini, termasuk pelatihan etika akademik, menggunakan alat pendeteksi penipuan dan menerapkan sanksi yang tepat untuk pelanggaran.

LihatTutupKomentar