Kesulitan orang miskin ada tiga. Pertama kesulitan mengakses kredit. Kedua kesulitan dalam mendapatkan pendidikan berkualitas. Ketiga masalah mindset. Demikian ungkap Helmy Yahya dalam akun Youtube Helmy Yahya Bicara.
Foto: Tangkapan Layar Youtube Helmy Yahya Bicara |
Ia lantas mengutip sebuah hasil
penelitian, yang menunjukkan sebagian besar anak orang miskin akan tetap miskin
ketika dewasa. Angkanya mencapai 40%. Pendapatan anak yang terlahir dari
keluarga miskin saat dewasa 80% lebih rendah dari keluarga yang lahir dari
keluarga kaya. Sementara dalam daftar 100 termiskin di dunia, Indonesia
menempati peringkat 91.
Baca Juga : Helmy Yahya Ungkap : Hak Siar Liga Indonesia Lebih Mahal dari Liga Inggris!
Definisi keluarga miskin
Bank Dunia menyebut orang miskin
penghasilan di bawah Rp32.500 per hari. Atau Rp975.000 per bulan. Atau tidak
sampai Rp1 juta per bulan. Jumlahnya, ada 24% dari 270 juta penduduk Indonesia.
BPJS, mendenefinisikan orang
miskin adalah mereka yang berpenghasilan Rp505.000 per bulan. Jumlahnya di Indonesia
mencapai 26 juta orang atau 9,5% penduduk Indonesia.
Baca Juga : Kunjungi Minggir, Helmy Yahya Wawancarai Erix Endank Soekamti
Kalau pendapatan renda makan daya
beli rendah. Tabungan juga rendah, bahkan mungkin minus alias hutang. Maka dana
pendidikan juga terbatas, sehingga hanya mendapatkan pendidikan yang tidak memadai.
Dan mudah terjebak dalam profesi dalam pekerjaan yang tidak bergaji tinggi. “Bukan
karena tidak kerja keras, melainkan karena terjebak dalam profesi yang tidak
bergaji memadai,” jelas Helmy.
Orang miskin juga tidak bisa
mengakses permodalan. Sehingga tidak punya modal untuk mengembangkan usaha.
Soal mindset, adanya
bantuan-bantuan membuat orang miskin mengharapkan bantuan. Sehingga mereka
tidak tergerak untuk bekerja lebih tekun untuk keluarga dari jebakan
kemiskinan.
Helmy Yahya dari Keluarga
Miskin
Helmy kemudian menceritakan jika
dirinya dan sang kakak, Tantowi Yahya berasal dari keluarga miskin. Bahkan
rumah mereka harus digadaikan, agar sang ayah bisa menyekolahkan Helmy ke
perguruan tinggi di Jawa. Ia lantas berhasil masuk Institut Pertanian Bogor, tetapi
kemudian berpindah ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) karena sang ayah
yang mulai sakit-sakitan maka Helmy perlu mencari sekolah yang gratis. Di STAN selain
gratis ia juga mendapatkan gaji karena sekolah ikatan dinas yang langsung
diangkat menjadi pegawai negeri. [km]