-->

Terima Kunjungan UIN Imam Bonjol dan IAIN Pontianak, Kepala Kemenag Yogyakarta Ungkap Komitmen Bersama Kunci Pembangunan ZI

Yogyakarta  –  Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, H. Nadhif, M.SI. mengungkapkan pentingnya komitmen bersama dalam mewujudkan Zona Integritas baik WBK maupun WBBM. Hal tersebut disampaikan ketika menerima tim studi terap dari UIN Imam Bonjol Sumatera Barat dab IAIN Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (22/11/2022). Kegiatan berlangsung di Aula 1 dihadiri para Kasi, Penyelenggara dan Tim ZI.



Menurut Nadhif komitemen bersama dalam memberikan layanan terbaik harus didukung semua pegawai. “Pada dasarnya integritas tercermin dalam kedisiplinan dan kinerja. Membangun itu semua butuh proses dan keterlibatan semua pihak dari pimpinan hingga pegawai,” ungkapnya. Ia pun menyebut meskipun saat ini telah meraih WBK dan WBBM, tugas untuk mempertahankannya bukan pekerjaan yang tidak mudah.

Dalam kesempatan yang sama, Kasubbag TU Dra. Hj. Noor Imanah, M.SI. menjelaskan pencapaian WBK, WBBM dan Pelayanan Prima diraih secara bertahap. Dalam meraih ketiga predikat tersebut Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta membentuk Tim ZI dan Tim Efektif. “Dalam hal yang butuh penanganan cepat kami mengandalkan Tim Efektif, dengan pertimbangan koordinasi bisa lebih cepat dalam mengambil keputusan,” jelasnya. Noor Imanah pun memberikan motivasi jika dari segi sarana dan prasarana, perguruan tinggi lebih siap. Hal tersebut bisa menjadi modal dalam mewujudkan WBK dan WBBM.



Sementara itu Wakil Dekan 2, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imamam Bonjol Sumatera Barat Taufiqurrahman, M. Hum. menjelaskan kedatangan rombongan telah dipersiapkan cukup lama sebagai wujud keseriusan dalam mewujudkan Zona Integritas. “Zona Integritas bisa diibaratkan sebagai gadis cantik, putri ayu yang banyak dicari orang. Ini terbukti dalam dua kesempatan kunjungan kami bersamaan dengan rombongan dari berbagai daerah,” jelasnya.


Ia menambahkan di perguruan tinggi sebetulnya sudah terbiasa dengan pemenuhan standar akreditasi yang berjumlah 9 item. Maka ia optimis bisa memenuhi standar Zona Integritas yang teridir dari 6 item.


Sedangkan Adi Mulyono dari IAIN Pontianak menyampaikan di antara problem yang mereka hadapi berupa keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Kondisi tersebut menjadikan kendala tersendiri dalam proses mewujudkan Zona Integritas di IAIN Pontianak. [rls]

 

 

LihatTutupKomentar