Yogyakarta - Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam (PAKIS) Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY bekerjasama dengan Yayasan Quruta Insan Cendekia Indonesia (the YAQINNA Foundation) menyelenggarakan kegiatan bertajuk Launching Gerakan Literasi Santri Nusantara (GLSN), Selasa (19/10/2021). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2021. Dalam acara tersebut Kepala Bidang PAKIS Drs. H. Buchori Muslim M.Pd.I. mencanangkan GLSN sebagai bagian dari rangkaian acara peringatan HSN 2021 Kanwil Kemenag DIY.
Buchori berpesan HSN merupakan hadiah negara Republik Indonesia kepada santriwan-santriwati yang pada masa perjuangan kemerdekaan RI memiliki jasa besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan. "Tema HSN 2021 Santri Siaga Jiwa Raga merupakan representasi semangat juang santri dengan restu ulama dan Kyai yg pada masa itu untuk merebut kemerdekaan," ungkap Buchori. Menurutnya semangat para santri telah membuat nyali penjajah ciut sehingga mereka harus hengkang dari negeri Indonesia.
Logo HSN tahun ini memiliki keunikan terdiri dari rangkaian huruf dzal dan jim yang memiliki makna, dzakaaun yang berarti pandai dan jihaadun berarti sungguh-sungguh atau semangat. "Dari tema dan logo tersebut diharapkan santri 'zaman now' memiliki kecerdasan dan tetap bersemangat dalam konteks kekinian untuk tholabul 'ilmi dan produktif," urai Buchori.
Baca Juga : 9 Falsafah Jawa Paling Terkenal, Ajaran Luhur Bangsa Indonesia
Mitra kegiatan tersebut, The Yaqinna Foundation yang digawangi Emi Rusnawati dan Yoni Haris Setiawan merupakan lembaga pergerakan nirlaba yang bergerak di bidang penguatan literasi secara luas. Tidak sekadar membaca dan menulis tetapi mendorong santri untuk mampu aritmatics, hearing, testing, tadabbur alam, dan penguasaan teknologi informasi yang kesemuanya itu berlanjut kepada tekad berproduksi. Mewujudkan karya cipta secara nyata diantaranya bisa menulis,berpidato, bernyanyi, membuat aplikasi dan sebagainya.
Hadir dalam launching tersebut sejumlah perwakilan dari pesantren seluruh Nusantara antara lain, PP. Al Hikmah Gunungkidul DIY, Al Ihsan Serang Banten, Darun Na'im Parung Bogor, Manbaul Ghufron Cianjur, Amalul Ummah Serang Banten, PPQM Lembaga TEMALI, Darul 'Ilmi Sleman Yogyakarta, Muallimin Muhammadiyah Bogor, dan al Irsyad Serang Banten.
Baca Juga : Arti Falsafah Jawa Becik Ketitik Ala Ketara
Mereka melakukan dialog interaktif dipandu Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam pada Pendidikan Menengah Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kemenag DIY, Abdul Haris Nufika, M.Pd.. Kegiatan yang mengusung sub-tema Kolaborasi dan sinergitas pontren dalam membumikan peradaban literasi Islam berlangsung akrab dan komunikatif lintas ruang.
Dalam pemaparan akhirnya, Emi dan Yoni 'mewanti-wanti' kepada pondok pesantren dan para santri untuk menjawab label negatif yang sering dialamatkan ke pondok pesantren dengan jalur literasi. "Ini sekaligus mendongkrak posisi 'melek' literasi masyarakat Indonesia yang belum menggembirakan dibanding bangsa lain," ujar Emi. [r]