Yogyakarta – Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI menggelar sosialisasi pemanfaatan Candi Prambanan dan Candi Borobudur untuk kegiatan keagamaan yang berlangsung di Aula Kanwil Kemenag DIY, Kamis (7/10/2021). Hadir sebagai narasumber Direktur Jenderal Bimas Hindu, Dr. Tri Handoko Seto, S.Si., M.Sc. serta Staf Khusus Menteri Agama, Abdul Kharis Ma’mum. Kegiatan diikuti Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, serta tokoh agama se-DIY.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Kanwil Kemenag DIY, Dr. Masmin Afif menyambut baik rencana pemanfaatan Candi Prambanan dan Candi Borobudur untuk kegiatan keagamaan. Ia pun mengungkapkan, agar tidak terjadi miskomunikasi di tengah masyarakat, tim yang dibentuk untuk mewujudkan rencana tersebut telah melakukan pendekatan dan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Gubernur DIY. Sehingga ia berharap nantinya pemanfaatan tersebut bisa mendukung terwujudnya Yogyakarta sebagai city of tolerance, kota toleransi.
“Dengan kerjasama dengan seluruh tokoh agama yang ada di DIY sehingga bisa memupuk persatuan dan menjalin kerjasama antara umat beragama, sehingga mengokohkan predikat Yogyakarta sebagai city of tolerance,” ungkap Masmin.
Sementara Dirjen Bimas Hindu Dr. Tri Handoko Seto, S.Si., M.Sc. menyatakan program yang sedang dijalankan sesuai dengan program presiden dan menteri agama, untuk memanfaatkan peninggalan leluhur untuk sumber kesejahteraan masyarakat. Ia puan mengulas kembali satu pesan Bung Karno ketika meresmikan pemugaran Candi Prambanan, ambil apinya jangan abunya. Tri Handoko menambahkan pesan Bung Karno tersebut bisa dimaknai agar Bangsa Indonesia bisa mewarisi api semangat perjuangan para leluhur sehingga mampu menjadi bangsa yang besar.
“Ke depan orang akan datang ke Candi Prambanan (dan Borobudur) untuk melakukan penelitian, tentang teknologi pembuatan Candi, mempelajari kehidupan moderasi beragama pada zaman itu dan sebagainya,” ungkap Tri Handoko.
Ia mengaku untuk mewujudkan rencana tersebut Tri Handoko mengaku telah melakukan ke Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama, Kementerian BUMN dan Kementerian Pariwisata. “Selain itu kami juga sudah melakukan audiensi dengan Gubernur Jateng dan Gubernur DIY,” imbuh Tri Handoko.
Sementara Staf Khusus Menteri Agama, Abdul Kharis Ma’mum mengungkapkan Indonesia sebagai negara mayoritas muslim akan benar-benar menjadi contoh kehidupan yang toleran jika mampu mengayomi tempat ibadah Hindu dan Buddha berskala internasional. “Kami berharap umat Hindu tidak hanya dari Indonesia tetapi juga dari berbagai Negara datang bukan hanya foto selfie, tetapi untuk tujuan ibadah,” ungkapnya.
Meskipun demikian ia mengaku untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah, karena terdapat regulasi yang harus dikoordinasikan. “Sangat penting untuk meminta masukan dari para tokoh dan berbagai kalangan sehingga dalam pemanfaatan ke depan bisa optimal,” pungkas Abdul Kharis. [r]