Rerasan - Pernah dengan era industri era 4.0? Kalau belum bisa baca tulisan yang mengulas Sejarah Revolusi Industri 1.0 sampai 4.0 dan ternyata wabah Covid-19 ini benar-benar menguji kebenaran era industri 4.0 dalam taraf yang parsial.
![]() |
pixabay.com/TheDigitalArtist |
Ya, wabah Virus Corona yang masih terjadi saat ini memberikan gambaran betapa sebetulnya negeri ini belum siap menyambut era industri 4.0 yang kerap kali diungkapkan. Sarana dan prasarana pendukung tidak semudah dalam mengucap, untuk dipersiapkan.
Bayangkan, jangankan siswa sekolah dasar yang kesulitan dalam mengakses pembelajaran online, bahkan mahasiswa pascasarjana pun harus pontang-panting cari sinyal hanya untuk mengikuti kuliah daring melalui aplikasi Microsoft Teams!
Siapkan Menuju Era Industri 4.0?
Lebih parah lagi mereka yang berada di daerah yang belum teraliri listrik. Tentu akan semakin sulit untuk mewujudkan era industri 4.0.
Lalu apa yang mesti kita lakukan? Fakta bahwa sekian ratus juta smartphone digunakan masyarakat Indonesia memang tidak bisa dibantah. Smartphone bisa jadi salah satu variabel untuk melihat bagaimana masyarakat berperilaku. Artinya mereka sudah bisa mengakses internet.
Sayangnya penggunaan itu tidak mencerminkan secara riil, sebab di Indonesia memiliki gejala unik: satu orang bisa memiliki lebih dari satu smartphone!
Jika mau ditelisik lagi, penggunaan smartphone sebagian adalah untuk hiburan. Jadi ingat cerita, siswa mendapatkan jatah Program Keluarga Harapan (PKH) secara rutin tetapi setiap hari asyik main smartphone dan game. Beli paket data dari mana? Uang PKH!
Pernah dengar juga beberapa siswa SD di Gunungkidul tidak padat ikut pembelajaran dari rumah menggunakan Whatsapp karena di rumahnya tidak ada yang memiliki smartphone. Sehingga jika memerlukan ia harus pinjam ke tetangga.
Ironis memang, di tengah kampanye era industri 4.0 ternyata kondisi yang ada di masyarakat tidak sebagus impian. [r]