Mencari nama Trisno, dengan ditambah satu kata kunci SATU
Indonesia Awards di mesin pencari google sangatlah mudah ditemukan. Sosok yang
biasa dipanggil Kang Tris itu menjadi melejit keberadaannya setelah mendapatkan
penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Award (SIA) yang
diselenggarakan Astra pada tahun 2015 di bidang Lingkungan. Banyak tulisan yang
mengulas pria kelahiran Kabupaten Semarang, 12 Oktober 1981 itu.
![]() |
Kang Tris bersama penari anak dari Desa Wisata Tanon (dok. pribadi Kang Tris) |
Seperti disebutkan di laman www.satu-indonesia.com,
SIA merupakan wujud apresiasi Astra
untuk anak muda, baik individu maupun kelompok yang memiliki program di lima
bidang yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Lima bidang itu adalah
kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Kiprah Kang Tris telah mengantarkan dirinya terpilih
meraih penghargaan SIA sebagai Kreator Desa Wisata Tanon, Semarang, Jateng.
Anak dari pasangan suami istri Cipto dan Suni itu telah membawa banyak
perubahan pada tempat kelahirannya di Dusun Tanon, Desa Ngrawan, Kecamatan
Getasan, Kabupaten Semarang. Dia memiliki kontribusi yang besar sehingga Tanon
mendapat dukungan Astra melalui program Kampung Berseri Astra (KBA). Seperti
disebutkan dalam www.astra.co.id, pada 9 November 2016, Desa Wisata
Tanon mulai dibina menjadi KBA. Desa Menari dipilih sebagai KBA karena memiliki
aspek-aspek yang sejalan dengan 4 pilar corporate social responsibility (CSR)
Astra, yakni Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan dan Kewirausahaan. Karena mencakup
empat aspek pilar CSR Astra inilah Tanon akhirnya dipilih untuk dibina menjadi
KBA pertama di Jawa Tengah.
![]() |
Kegiatan di Desa Wisata 'Menari' Tanon Dok. Pribadi Kang Tris |
Desa Menari untuk pertama kalinya mengadakan Festival
Lereng Telomoyo Kampung Berseri Astra Tanon Ngrawan pada tahun 2017. Festival
itu diharapkan dapat menjadi magnet dan kalender event tahunan di Kabupaten Semarang, sehingga
mampu mengangkat pamor wisata budaya di kawasan Lereng Telomoyo dan kawasan
Gunung Merbabu.
Agenda diisi dengan berbagai kegiatan seperti dolanan
tradisional, pementasan teater, pentas kesenian rakyat dan sarasehan budaya.
Selain merekatkan para pekerja seni di Kabupaten Semarang, Festival Lereng
Telomoyo juga diharapkan dapat menggerakkan ekonomi kreatif di wilayah
tersebut.
![]() |
Kang Tris (Dok. Pribadi Kang Tris) |
KBA merupakan program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat dengan konsep pengembangan yang mengintegrasikan 4 pilar program yaitu pendidikan, kewirausahaan, lingkungan dan kesehatan. Mengacu kepada daftar KBA, sejak digalakkan tahun 2013, Astra sampai saat ini memiliki 81 KBA yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Adapun jumlah penerima apresiasi SIA sejak tahun 2010-2019 yakni sebanyak 59 penerima.
![]() |
Kesungguhan Kang Tris mendapat apresiasi dari Astra Dok Pribadi Kang Tris |
Kang Tris yang merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara itu memang patut menerima penghargaan SIA. Kita semua mendamba
jutaan semangat Trisno dan para penerima SIA menular kepada seluruh masyarakat
untuk membangun Indonesia yang lebih baik, lebih sehat, lebih sejahtera, lebih
maju dan lebih bermartabat di tingkat global.
Kang Trisno yang merupakan lulusan SD Negeri Ngrawan, MTs
Negeri Ngablak Magelang dan SMU Muhammadiyah itu memiliki daya juang yang
tinggi untuk membangun dari tingkat kampung.
Kontak Kang Tris Pegiat Desa Wisata Menari |
“Saya berharap masyarakat Indonesia mempunyai pikiran terbuka. Tidak membangun untuk monopoli atau memperkaya diri sendiri,” kata Kang Tris saat dihubungi lewat telepon.
Alumnus Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta (UMS) tersebut ingin bisa membantu peternak, petani, nelayan dan
golongan masyarakat lain yang kerap dianggap berada di bawah. Misalnya untuk
kegiatan di KBA Desa Menari. Pembuatan sabun susu dengan membeli susu dari
peternak dengan harga di atas harga pokok penjualan (HPP).
Dia melihat basic Indonesia adalah negara pedesaan. Kang
Tris menyebutkan jumlah kota di Indonesia sekitar 500 dan desa 75.000. Sebagian
masyarakat sering lupa bahwa Indonesia negara agro. Ia bertekad ingin turut
mengangkat keberadaan para petani, peternak dan nelayan.
Kang Tris telah menggali potensi lokal kampungnya menjadi
mengglobal. Desa Wisata Tanon yang mendapat sebutan “Desa Menari” itu semakin
dikenal masyarakat luas sampai ke mancanegara. “Menari” yang merupakan akronim
menebar harmoni, merajut inspirasi dan menuai memori menjadi salah satu
pegangan untuk terus melangkah.
Semangat suami Nuryanti itu pantas untuk ditiru siapa
saja yang ingin menjadi orang yang bermanfaat dan menjadi penggerak. Ia tak
mudah padam semangatnya untuk tetap belajar, bekerja dan berbagi. Kang Tris
terus merajut inspirasi bagi siapa saja.
Berbagai informasi dan kiprah penerima SIA dan KBA bisa diketahui
masyarakat luas, di antaranya melalui peran aktif Astra yang bekerjasama dengan
Perhumas dan relasi-relasi lainnya dalam mempublikasikan. Harapannya, semua
perkembangan dan kegiatan positif mereka bisa diakses banyak orang melalui jaringan-jaringan Astra dan Perhumas
baik di Indonesia maupun di luar negeri. Ikon-ikon kebanggaan bangsa, baik
berupa seni budaya, potensi alam lokal dan prestasi para penerima SIA itu akan
membawa dampak positif. Sehingga, semakin banyak orang yang terinspirasi dan
menjadi penggerak di lingkungan masing-masing untuk Indonesia yang lebih baik.
Masing-masing penerima SIA tentu memiliki kelebihan dan
memegang prinsip saat mengemban tugas membawa misi perubahan. Begitu juga
dengan Kang Tris yang mempunyai tips sendiri dalam memotivasi dirinya.
Tujuh Tips
Ingin tahu bagaimana menjadi sosok yang bisa menjadi
penggerak ala Kang Tris? Dia berbagi tujuh tips berikut ini.
Pertama, berangkat dari kesadaran diri
sendiri. Untuk menjadi penggerak, perlu menumbuhkan kesadaran dari diri
sendiri. Jika melihat kondisi yang perlu diubah atau diperbaiki maka harus ada
yang menggerakkan ke arah yang lebih baik. Harus ada orang yang mau menggerakkan
lingkungannya. Jadi membangun harus dari kesadaran diri sendiri
“Sejak tahun 2007 sampai sekarang saya berusaha tetap
menanamkan kesadaran untuk terus membangun,” tambah Kang Tris.
Kedua, sosialisasi terus menerus.
Sosialisasi kepada masyarakat harus terus menerus dilakukan untuk menshare
gagasan, ide dan membangun kesadaran. “Saya sejak tahun 2007 sampai sekarang
terus saya lakukan. Belajar bersama dengan masyarakat. Kalau hanya ada satu dua
orang yang nyantol alhamdulillah. Meski tidak ada yang nyantol tetap harus
sosialisasi,” kata ayah dari Hanan Inas Nur Romadhona, Hanan Ramadhan Tanuwijaya
dan Hanan Ramaniya Nur Cetta itu.
Untuk sosialisasi bisa melalui pertemuan rutin kelompok
ibu-ibu, kelompok bapak-bapak dan karang taruna. Kang Tris menyebutkan
terkadang ada pertemuan forum besar yang menggabungkan berbagai kelompok itu.
Ketiga, berilah contoh. Seorang penggerak
harus memberikan contoh. Misalnya, jika berbicara tentang kebersihan lingkungan
maka perlu teladan nyata. Orang lain tidak akan mengikuti kalau kita tidak
memberikan contoh. Masyarakat akan mudah menerima jika ada contoh apalagi
kepada masyarakat lapisan bawah. “Kalau kita bicara tentang kebersihan maka
kita pun harus ikut menjaga kebersihan. Jangan sampai sampah berserakan di
depan rumah jika kita mengajak orang lain untuk tidak membuang sampah
sembarangan. Orang tidak akan mau meniru kalau kita tidak memberi contoh,”
papar Kang Tris.
Keempat, langkah-langkah kreatif. Harus ada
langkah-langkah kreatif atau terobosan-terobosan baru sebagai sebuah solusi.
Ketika seseorang akan berusaha mengurangi sampah yang menumpuk maka perlu langkah-langkah
kreatif. Perlu membangun kesadaran bahwa sampah adalah masalah masa depan.
Buatlah produk-produk kreatif dari
sampah yang bisa didaurulang. Kurangi penggunaan barang-barang yang bisa
menjadi sampah seperti penggunaan air dalam kemasan. Bisa diganti dengan
mengganti memakai gelas. Mengganti sedotan plastik dengan sedotan bambu yang
bisa dipakai lagi.
Kelima, konsistensi. Dilakukan konsisten
terus menerus. Seorang penggerak sama juga halnya dengan seorang pejuang. Untuk
itu, seorang pejuang harus konsisten menyampaikan ide atau gagasan. Tidak cepat
putus asa. Setiap saat adalah persoalan karena akan muncul persoalan-persoalan
baru.
Keenam, berjejaring dengan banyak komunitas.
Kang Tris terus melakukan terobosan-terobosan dan membuka akses seluas-luasnya
kepada publik. Ia berjejaring dengan banyak komunitas. Menurut dia, ide atau
gagasannya tidak harus disampaikan sendiri tapi bisa melalui kerjasama dengan
pihak lain.
“Makanya saya berjejaring dengan banyak komunitas. Saya
share ide dan saya fasilitasi untuk menjadi program mereka di masyarakat
sehingga akan efektif. Saya memang membuka diri di tempat saya menjadi tempat
belajar bersama. Sekarang Banyak mahasiswa yang berkegiatan di tempat kita.
Komunitas-komunitas yang berkegiatan ditempat kita. Kita juga mengembangkan apa
yang saya lakukan menjadi workshop sehingga
ide-ide bisa diterima masyarakat luas.
Saya akan datangi dimanapun ketika mereka mengundang saya untuk berbagi
ide dan gagasan yang saya lakukan siapa tahu bisa dilakukan di tempat-tempat
lain,” papar Kang Tris.
Ketujuh, tidak cepat merasa puas. Ketika
sudah berada di atas tidak cepat merasa puas dengan hasil yang sudah dicapai
dan kemudian berhenti melakukan perubahan. Dia mengajak generasi muda yang ada
di sekitar tempat tinggalnya untuk terus berkarya dan bekerja. “Saya sering
katakan, kita istirahat boleh tapi jangan sampai berhenti bekerja. Intinya
jangan cepat puas dengan apa yang sudah kita hasilkan,” lanjut Kang Tris.
Pria yang memiliki hobi jalan-jalan untuk belajar hal
baru tersebut memegang prinsip tangan di atas lebih baik daripada tangan di
bawah, berkarya lebih baik daripada meminta.
Terus berjuang Kang Tris. Semoga terus hadir jutaan
semangat Kang Tris untuk Indonesia yang lebih sejahtera. Indonesia tidak akan
maju tanpa dukungan semua pihak.
#KitaSATUIndonesia #IndonesiaBicaraBaik