Masjid Suciati Saliman yang terletak di Jalan Gito-Gati
Pandowoharjo Sleman mendadak menjadi perbincangan. Masjid dengan arsitektur
meniru model Masjid Nabawi di Madinah Arab Saudi tersebut berdiri megah dengan
tiga lantai. Perpaduan arsitektur Jawa menjadikan Suciati Saliman tetap
memiliki kekhasan tradisional.
Masjid Suciati Saliman (Sumber: gontornews.com) |
Masjid ini dibangun oleh Keluarga Suciati Saliman Riyanto Raharjo,
dengan proses selama tiga tahun dengan total biaya yang dirahasiakan. Berdiri
di atas tanah seluas 1600 meter, pembangunan masjid ini menggunakan bahan
bangunan terpilih. Tidak heran jika nilainya ditaksir puluhan milyar.
Suciati menceritakan keinginan membangun masjid telah lama
dicitakan. Perempuan kelahiran 20 Mei 1952 tersebut memiliki impian membangun
masjid sejak SMP. Namun lebih bersemangat selepas menunaikan umrah. Peletakan
batu pertama dilakukan pada 2 Agustus 2015 dan diresmikan 13 Mei 2018 lalu.
Bermodal Lima Ekor Ayam
Perjalanan usaha Suciati
diawali pada 1966 sewaktu SMP. Atas saran orang tuanya ia diminta berjualan
ayam di Pasar Terban Yogyakarta. Bermodal lima ekor ayam seharga Rp175. Pada
1989 ia berhasil membuka pemotongan ayam manual dan kini berkembang menjadi Rumah
Potong Ayam (RPA) modern RPA Saliman dengan brand ayam ‘SR’ yang telah
bersertifikat halal dari MUI.
Usahanya terus berkembang, pada 2009 membuka RPA Suciati Raharjo di
Jombang, Jawa Timur. Kedua RPA ini mampu menghasilkan 100 ton per hari yang digunakan
untuk mensuplai berbagai pasar tradisional maupun modern. Di bawah PT Sera Food
Indonesia yang berdiri pada 2014, usahanya berkembang dengan memproduksi
makanan beku seperti sosis, bakso, nugget dan patties. Pangsa pasarnya menyasar
restoran dan waralaba.
Baca Juga : Makna Falsafah Jawa, Urip Iku Urup
Dengan semboyan, urip iku urup, Suciati bertekad memberikan
manfaat sebanyak-banyaknya untuk orang lain. Selepas membangun masjid, ia berencana
membangun pondok pesantren. [KM/03]