Masjid Jogokaryan Yogyakarta menjadi perbincangan hangat di
berbagai media. Meski berupa masjid kampung dengan bangunan tidak terlalu luas,
dengan penataan dan pengelolaan yang bagus ternyata mampu memiliki daya tarik
tersendiri, bahkan pernah dinobatkan Kementerian Agama menjadi masjid dengan
pengelolaan terbaik se-Indonesia.
17 Keunikan Masjid Jogokaryan Yogyakarta |
Beragam inovasi lahir dari Masjid Jogokaryan, Masjid yang dibangun
oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Karangkajen. Keberadaan Masjid telah
mengubah masyarakat yang cenderung abangan menjadi masyarakat yang lebih
agamis.
Berikut 17 di antara sekian banyak inovasi yang dilakukan oleh
Masjid Jogokaryan:
1. Pemilihan ketua takmir denan pemilihan
langsung melibatkan para jamaah. Menurut Ustadz Jazir, ASP. yang merupakan
Ketua Takmir pertama yang terpilih melalui metode ini, ia ingin agar mandat
berasal dari jemaah bukan hanya tunjukkan dari tokoh masjid. Dengan demikian
lebih memiliki legitimasi.
2. ATM Beras, Masjid Jogokaryan menyediakan
ATM Beras yang digunakan untuk menyediakan bagi warga yang butuh beras. Jatah beras
sudah ditentukan oleh takmir untuk setiap KK. ATM juga menjadi tempat bagi yang
ingin menyumbang beras.
3. Saldo kas Nol bahkan minus. Ini agar
infak dari jamaah segera tersalurkan dan membuahkan amal. Maka Masjid Jogokarya
mengupayakan saldo segera habis, tidak justru menumpuk.
4. Penganggungjawab WC. WC di Masjid
Jogokarya ditempeli nama-nama penanggungjawab. Menurut ustadz Jazir, nama yang
tertera di situ wajib untuk menjaga kebersihan dan perawatan WC. Baik dilakukan
sendiri maupun mengutus orang lain, dengan biaya ditanggung masing-masing
penanggung jawab. Sehingga WC terjaga kebersihannya.
5. Sendal sampai Motor hilang akan diganti. Jika
ada sendal dan barang jamaah yang hilang akan diganti dengan merk yan sama dan
dalam keadaan baru. Tidak hanya sendal bahkan Sepeda Motor sekalipun. Takmir
Masjid Jogokaryan bertanggungjawab atas kehilangan barang jamaah. Demikianlah,
ketika banyak masjid menuliskan ‘Takmir Tidak Bertanggungjawab’. Masjid
Jogokaryan memiliki sikap berbeda.
6. Data Jamaah yang komplit. Di sana
dilakukan pendataan jamaah, dan dilakukan sensus secara berkala. Sehingga
diketahui potensi, tantangan dan segala data tentang warga. Siapa saja yang
sudah shalat wajib, siapa yang sudah haji, sudah kurban dan sebagainya.
7. Gerakan Jamaah Mandiri. Takmir masjid
merinci biaya yang dibutuhkan masjid dalam satu tahun untuk kebutuhan perawatan
dan sebagainya. Biaya ini kemudian dibagi dalam 52 pekan dan dibagi lagi sesuai
jumlah jamaah. Hasilnya dilaporkan ke jamaah, bahwa setiap pekan biaya yang
dibutuhkan setiap orang jumlahnya sekian. Sehingga jika ingin menjadi jamaah
mandiri bisa infak setiap pekan (setiap jumat) sekian rupiah. Jika kurang maka
masuk kategori jamaah disubsidi, sebaliknya jika lebih menjadi jamaah
pensubsidi. Dengan langkah ini ternyata hasilnya lebih banyak.
8. Hadiah Umrah untuk yang rajin ke masjid.
Takmir menyediakan hadiah umrah bagi jamaah yang rajin ke masjid.
9. Pasar Sore Ramadan. Setiap ramadan
digelar pasar ramadan di sepanjang jalan Jogokaryan. Ini merupakan satu cara
menggerakan potensi ekonomi jamaah, karena banyak pedagang makanan yang tidak
mau jualan makanan di siang hari ketika puasa. Maka takmir memfasilitasinya
dengan membuat pasar ramadan.
10. Memiliki Penginapan. Masjid Jogokarya
menyediakan penginapan bagi tamu yang ingin menginap di Yogyakarta dan
merasakan suasana Masjid Jogokaryan. Ini juga sebagai satu di antara lini usaha
masjid.
11. Silakan tidur di Masjid. Di saat banyak
masjid melarang jamaah tidur di masjid. Masjid ini menyediakan ruang khusus
yang dilengkapi dengan bantal. Jamaah dan tamu dipersilakan istirahat di sana.
12. Fasilitas Wifi, Dapur dan lainnya. Masjid
menyediakan fasilitas wifi gratis, bagi jamaah yang ingin mengakses. Bahkan tersedia
juga dapur yang bebas digunakan.
13. Undangan Subuh Unik. Untuk menarik jamaah
shalat subuh, takmir membuat undangan seperti undangan pernikahan. Setelah
subuh pun disediakan minuman hangat dan camilan. Terbukti jamaah subuh di
Masjid Jogokaryan selalu banyak.
14. Gerakan Meshalatkan Orang Hidup. Takmir
masjid serius mengajak umat Islam yang belum shalat. Mereka didatangi,
dibimbing, dan diajak untuk shalat. Sehingga tidak hanya menshalatkan orang
mati.
15. Memiliki beragam komunitas. Untuk menarik
dan mendcvekati jamaah. Masjid membentuk beragam komunitas pengajian dari
tingkat anak, remaja, dewasa, orang tua. Beragam komunitas pun dijadikan sarana
dakwah, yang suka mancing, suka gowes maupun olah raga semua dirangkul.
16. Tidak mengedarkan proposal. Untuk pembangunan
dan menjalankan program kerja masjid. Mereka tidak mengedarkan proposal untuk
menjaga kemandirian dan marwah masjid.
17. Menyediakan 3000 porsi berbuka dengan
piring. Setiap hari selama ramadan disediakan menu berbuka lebih dari 3000
piring. Mengapa piring? Karena meminimalkan sampah bekas wadah nasi serta
mengajak warga berpartisipasi untuk mencuci piring sebagai bagian amal saleh.
Itulah di antara inovasi yang dilakukan Masjid Jogokaryan
Yogyakarta. Semoga bisa menjadi inspirasi masjid lain. [KM/03]