KabareMinggir – Beragam persoalan yang dihadapi petani tidak menyurutkan langkah Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Minggir untuk terus bergerak. Teranyar mereka menggelar sarasehan dengan melibatkan berbagai stakeholder yang ada. Kegiatan berlangsung di Wisma Muhammadiyah Ngloji Sendangagung Minggir, Sabtu (16/9/2023).

Hadir dalam kesempatan tersebut
jajaran Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, MPM PDM Sleman,
Lazismu DIY, serta para pegiat pertanian dari berbagai wilayah di Minggir.
Ketua PCM Minggir, H. Ngadimin, M.Pd. mengutip ayat Alquran yang menyebutkan
bumi sebagai lahan yang subur untuk bercocok tanam. Meski demikian dibutuhkan
usaha terus-menerus untuk mewujudkannya. Ketua Panitia Penyelenggara, Basyori
mengajak kepada para peserta sarasehan untuk bersama melakaukan terobosan mengangkat
kesejahteraan petani.
Sementara itu Nur Cahyo Probo
dari MPM PDM Sleman berpesan agar para jamaah tani terus menjaga semangat.
Membuat rencana untuk pertanian organik dan memanfaatkan lahan yang ada. “Kita
bisa belajar dari yang terjadi di Moyudan di mana anggota ‘mrotoli’ sehingga
perlu menjaga semangat. Kegiatan harus dikoordinir melibatkan berbagai majelis
dan pemerintah,” jelasnya. Sementara Slamet Suhartono mengusulkan agar Minggir melakukan
study tiru dan membuat analisis SWOT.
Anggota Jatam Minggir, Pak Harto mengungkapkan dakwah tidak
hanya pengajian tetapi dakwah bisa dilakukan lewat jalur pertanian. Ia pun
mengusulkan adanya wisata pertanian khususnya pertanian padi sehat. Senada
dengan hal tersebut Zahrowi mengusulkan pertanian terintegrasi, ingin menyinari
bumi dengan tanam alpukat dan pohon pisang kluthuk.
Dari diskusi yang berlangsung di bangunan berharga Rp2,2
miliar yang dibeli bersama-sama umat Islam tesebut didapatkan kesimpulan semangat yang
sama untuk meningkatkan kesejahteraan petani, khususnya melalui Jamaah Tani
Muhammadiyah (JATAM). [r]