Ir. Djuanda lahir pada masa penjajahan Belanda. Ia adalah putra dari Kartawidjaja dan Madidah. Ia belajar teknik sipil di Technische Hogeschool (sekarang Institut Teknologi Bandung), yang kemudian menjadi tempat ia memulai karir tekniknya.
Sebagai anggota PPKI, Ir. Djuanda ikut serta
dalam pembahasan dan penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17
Agustus 1945. Keikut sertaannya dalam momen penting ini menunjukkan tekad dan
komitmennya terhadap kemerdekaan bangsa.
Djuanda adalah salah satu tokoh muda
pergerakan kemerdekaan Indonesia. Sifat dan energi mudanya turut
membentuk arah perjuangan bangsa.
Setelah kemerdekaan, Djuanda ikut dalam
pemerintahan Indonesia. Dia menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Perhubungan. Pada tahun 1957, ia menjadi Perdana Menteri atau Presiden Dewan
Menteri Indonesia. Proklamasi Djuanda
tahun 1957 merupakan salah satu momen terpenting dalam sejarah
pemerintahan daerah Indonesia. Itu
meletakkan dasar untuk pembentukan wilayah administratif dan membantu mengatur
negara yang baru merdeka.
Kebijakan ekonomi Djuanda menekankan
pentingnya kemandirian ekonomi negara. Ini termasuk pengembangan industri dalam
negeri dan pengelolaan sumber daya alam. Sebagai seorang nasionalis sejati,
Djuanda memiliki keyakinan yang kuat terhadap kedaulatan dan keutuhan
Indonesia. Dia memimpin dengan semangat patriotisme yang konstan.
Nama
Djuanda masih dikenang melalui lembaga dan lembaga yang dinamai menurut
namanya. Hal itu mencerminkan penghargaan atas kontribusinya dalam membentuk
dan memajukan Indonesia. Meskipun meninggal
relatif muda, pada tahun 1963, warisannya sebagai pengkhotbah,
politikus, dan insinyur tetap hidup dalam kesadaran masyarakat Indonesia. Dalam
mengungkap karakter Ir. Djuanda Kartawidjaja, kontribusi dan perannya
dalam membentuk sejarah dan awal perkembangan
Indonesia sebagai negara merdeka sangatlah penting.
![]() |
Potret Ir.Djuanda |