Sejarah Tahun Baru Islam, Hijrah Pertama Rasulullah Dan Cara Merayakannya

 

1 muharram
Tahun baru islam, bagaimana cara merayakannya?(Istock)

Sejarah Tahun Baru Islam berhubungan dengan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang dikenal sebagai Hijrah. Hijrah merupakan perpindahan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya dari kota Mekah ke kota Madinah pada tahun 622 Masehi.


Sebelum Hijrah, Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya menghadapi penindasan dan persekusi di Mekah oleh kaum musyrik. Mereka mencari perlindungan di Madinah yang menerima mereka dengan hangat. Peristiwa Hijrah ini memiliki arti yang sangat penting karena tidak hanya berdampak pada aspek politik, sosial, dan keagamaan dalam kehidupan umat Islam, tetapi juga menandai pembentukan negara Islam pertama di Madinah.


Setelah Hijrah, Nabi Muhammad SAW dan umat Islam mulai menggunakan kalender Hijriah, yang berdasarkan pada sistem penanggalan lunar atau bulan. Tahun pertama dalam kalender Hijriah ditandai dengan peristiwa Hijrah itu sendiri, yaitu tahun 1 Hijriah.


Perayaan Tahun Baru Islam tidak dilakukan dengan perayaan meriah seperti perayaan Tahun Baru Gregorian pada 1 Januari. Sebaliknya, umat Islam merayakan Tahun Baru Islam dengan penuh syukur dan refleksi. Ini adalah waktu untuk merenungkan peristiwa-peristiwa sejarah yang terkait dengan Hijrah, meningkatkan keimanan, dan mengevaluasi diri.


Selama Tahun Baru Islam, umat Islam dianjurkan untuk melakukan amalan-amalan baik seperti berpuasa, berzikir, berdoa, dan memperbanyak ibadah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa Hijrah dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.


Jadi, meskipun ada perayaan Tahun Baru dalam kalender Hijriah, perayaan ini memiliki konteks dan makna yang berbeda dengan perayaan Tahun Baru Gregorian yang lebih umum dirayakan pada 1 Januari. Tahun Baru Islam lebih fokus pada penghormatan terhadap peristiwa Hijrah dan kegiatan ibadah sebagai bagian dari penyambutan tahun baru dalam Islam.

LihatTutupKomentar