Ceria dengan Rp50 Ribu, Berwisata ke Taman Fatimah Az Zahra

Alhamdulillah, 


Setelah sekian puluh tahun berlalu, hari ini adalah hari bersejarah.  Bagi jamaah musholla Al Muslimun Kiyudan.  Juga, bagi kami sekeluarga.  


Ceria dengan Rp50 Ribu, Berwisata ke Taman Fatimah Az Zahra
Ceria dengan Rp50 Ribu, Berwisata ke Taman Fatimah Az Zahra


Tak terasa.   Saya sudah 20 tahun menetap di Jetis Depok.   Setahu saya, sudah selama itu juga, saya menjadi sekretaris takmir musholla Al Muslimun itu.  


Hari ini kami berwisata ke Semarang.   Full 1 bus besar.  Hampir 50 orang.  


Sebagian besar, jamaah juga mengajak anggota keluarganya.   Istri dan anaknya.  Ada juga yang lengkap bersama cucu-cucunya. 


Saya juga tidak ketinggalan.   Membawa  formasi lengkap : istri dan kedua anak saya : Raihan & Naufal.  Sedangkan Si Sulung, Fadhli ijin tidak bisa  ikut.   Ia sedang menyelesaikan tugas kampusnya. 


Seingat saya, baru hari inilah, hampir semua jamaah begitu ceria.   Hanya dengan iuran Rp. 50.000,- per orang, kami bisa menikmati 3 tempat wisata sekaligus : Taman Az Zahra, Cimory dan Taman Eling Bening.   Lengkap dengan akomodasi : makan, minum dan lain-lain.


Murah sekali.  Hanya dengan Rp. 50.000,-.


Sebenarnya, biaya akomodasi per orang adalah  Rp. 170.000,- .  Dengan catatan : setiap orang dikenakan biaya Rp. 100.000,-.  Sedangkan sisanya Rp. 70.000,-  akan disubsidi dari kas musholla.   


Di tengah pembahasan, lalu ada usulan : Kalau setiap orang dikenakan Rp. 100.000,- rasanya itu terasa berat.  


Akhirnya, disepakati bahwa musholla akan memberikan subsidi sebesar Rp. 120.000,-.  Sehingga, masing-masing jamaah hanya dikenai akomodasi Rp. 50.000,-.


Pertimbangannya, toh kas musholla itu juga berasal dari jamaah.  Hasil infak dari setiap pengajian, atau setiap kegiatan lain.  Yang dikumpulkan dari tahun ke tahun.  


Jamaah menyambut antusias.  Sebagian besar jamaah mendukung dan ikut serta.   Bahkan ada juga  orang "istimewa" yang juga ikut.  Yakni : pertama, anaknya Mbak Sum.  Kedua, istrinya Pak Sarjo dan ketiga, anak ragilnya Mas Sarjiyanto.  


Yang disebut terakhir itu adalah anaknya Mas Sarjiyanto Kokam itu.  Anda pasti masih ingat dengannya. 


Bus besar yang mengangkut rombongan kami, tepat jam 07.00 berangkat.  Setelah menempuh perjalanan 3,5 jam,  kami tiba  di Taman Az Zahra.   


Sebuah tempat wisata religi yang berdiri di atas sebuah bukit kecil yang landai itu. 


Di lahan seluas 7 hektar itu, dibangunlah replika tempat-tempat bersejarah yang terkait dengan ibadah haji di tanah suci.  


Ada replika Ka'bah, Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Bukit Safa dan Marwa, Jabal Rahmah.  Dan satu lagi : Pasar Seng.  


Rupanya, rombongan kami datangnya agak kesiangan.   Kami tidak kebagian "tour guide".   Saking banyaknya rombongan yang  datang pada pagi sampai siang hari tadi.  Bahkan, hasil pantauan saya, ada juga rombongan dari Tulung Agung.  


Akibatnya, rombongan kami  gabung dengan rombongan lain.  Atau, lebih tepatnya "nunut" dengan rombongan yang lebih dulu datang. 


Sayang sekali.  


Akibatnya, kami tidak bisa fokus mengikuti rangkaian simulasi ibadah pada setiap tempat-tempat yang disinggahi.  


Pokoknya, ketika rombongan yang di depan putar keliling "miniatur Ka'bah",  kamipun ikut.  Demikian seterusnya.  


Ternyata capek juga ya.   Panas lagi.  Tapi  tetap ceria.  


"Ndahneya kalau terjadi di tempat yang sesungguhnya", batin saya. 


Namun, ada satu hal yang begitu berkesan.   Yakni, ketika masuk proses "lempar jumroh".  


Rombongan kami begitu antusias.   Terlebih ketika yang melempar jumroh adalah para anak muda.  


Mereka, anak-anak muda itu semangat sekali.  Yang mereka lempar itu bukan lagi kerikil.   Melainkan batu.  Bahkan ada yang berkelakar : "Ada juga pecahan batako !". 


"Tenanne ...!", kata saya.  


Tentu saja, pasti itu hanya guyon saja. 


Ketika perjalanan pulang, saya berkata kepada pak Ngadiyo : "Niki sejarah lho Pak.   Baru kali ini jamaah kita rekreasi seperti ini".


"Sing penting,  biar semua jamaah senang Pak Dwi", imbuh pak Ngadiyo.


Alhamdulillah.


Lebih 12 jam, kami tinggalkan rumah.  Bukan hanya untuk refreshing.  Tapi juga  untuk menyegarkan hati dan semangat.  


Untuk kemudian segera akan menyongsong dan menghadapi sebuah rencana program yang juga cukup berat.  


Anda semua pasti sudah tahu program itu. 


Semarang-Minggir, 19 Juni 2022.

Di atas bus dalam perjalanan pulang. 


DS.


LihatTutupKomentar