-->

Cak Nun : Dalam Konsep Allah, Kita Semua adalah Saudagar

KabareMinggir – Emha Ainun Najib atau akrab dipanggil Cak Nun hadir sebagai pembicara dalam Safari Bisnis dan Halal Bihalal Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), Ahad (15/5/2022). Acara mengakat tema "Membangun Ekonomi Berkebudayaan dan  Berkemajuan."


Safari Ekonomi Halal


Selain Cak Nun juga turut menjadi narasumber Herry Zudianto dan  Munichy Edrees. Serta beberapa pembicara lain Antoni (Head of Operation Poultry Equipment Division. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk), Hary Wurianto (Direktur Utama Bank KB Bukopin Syariah), Jimmi Krismiardhi (Vice President Operation Anteraja), dan Erwin Yuniarti (Bahan Batik).

 

Acara digelar secara hibrid, offline bertempat di Aula Gedung PWM DIY Jl Gedung Kuning Yogyakarta. Selain itu juga digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom dan ditayangkan melalui Youtube.



Berikut beberapa poin yang dirangkum oleh Abu el Fatih, owner Kaosmu.

Menurut Munichy Edrees, Nabi Muhammad saw. pernah mengkhawatirkan bahwa akan datang generasi ketika ummat sudah tidak memikirkan halal-haram lagi, yang penting dapat duit.


Bisnis dalam Islam itu saling ridha, win-win solution, seperti tersurat dalam Alquran Surat An-Nisa ayat 29. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”


Baca Juga : Kunci Sukses Warung Spesial Sambel, Bayar Cash ke Suplier

 

Sedangkan Cak Nun mengungkapkan, dalam konsepnya Allah, kita semua ini saudagar. “Banyak terdapat ayat-ayat yang menunjukkan "hubungan perniagaan" dalam al-Qur'an. Kita semua berniaga dg Allah,” ungkapnya.

 

Kita "membeli" rahmat Allah dengan ketaatan, ketaqwaan, amal shalih, sedekah, dan sebagainya. Ilmu yang paling mencelakakan orang adalah ilmu yg mendikotomi urusan dunia dan urusan akhirat. Karena urusan dunia dan akhirat itu tidak terpisahkan.

 

Tiga Level Rizki

Ia melanjutkan setidaknya ada tiga level rizki

Level 1: Kita menjual dan mendapatkan uang, kita kerja mendapat gaji.

Level 2: "Min haitsu laa yahtasib", kita mendapat rizki karena kita orang yang senang berbuat baik.

Level 3: Semacam rizkinya Maryam, langsung begitu saja diberikan oleh Allah.

 

Kebangkrutan Sejati

 

Cak Nun pun berpesan, Bangkrut tertinggi adalah marahnya Allah. Sehingga dalam berbisnis tidak boleh menerjang aturan Allah. Secara khusus ia berpesan kepada para saudagar Muhammadiyah, persaudagaran Muhammadiyah itu harus berupa persaudagaran secara menyeluruh dalam pemahaman Muhammadiyah.


Mayoritas orang Indonesia itu umat Islam, potensi kita itu terbesar, tapi kenapa kita tidak kaya? Ada yang salah dalam pemikiran kita. Ia pun menyarankan perlunya belajar Konstitusi Piagam Madinah dan mengadakan forum pembelajaran kembali untuk merumuskan Kesaudagaran menurut Islam.

 

Diolah dari rangkuman : Abu Fatih el-Kaosmu

LihatTutupKomentar