-->

Lima Fenomena Unik Pengembangan Program Startup Indonesia

Terdapat sejumlah fakta unik terkait dengan program startup Indonesia. Setidaknya hal tersebut menjadi cerminan jika dunia startup Indonesia terus berkembang secara dinamis. Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu Negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia.


startup di indonesia
Startup di Indonesia (ilustrasi/pixabay.com)


Startup sendiri merupakan istilah untuk perusahaan yang masih dalam tahap rintisan dan pada tahap pengembangan namun sudah berbasis digital. Terdapat sejumlah istilah untuk menggambarkan perkembangan suatu startup. Anda pasti sudah pernah mendengar istilah unicorn, decacorn dan hectocorn.


Unicorn disematkan kepada startup yang nilai valuasinya telah berhasil mencapai angka 1 Miliar US Dolar atau setara dengan Rp14 Triliun. Di Indonesia, Gojek merupakan startup pertama yang mampu meraih level unicorn.


Sedangkan Decacorn diberikan kepada Startup yang mampu memiliki valuasi sebesar 10 Miliar US Dollar. Beberapa startup Indonesia masuk dalam decacorn seperti Gojek, Tokopedia, Ovo, Traveloka dan Bukalapak. Membanjirnya investasi dari perusahaan-perusahaan asing membuat nilai valuasi startup Indonesia cepat mengalami pertumbuhan.


Level tertinggi untuk startup saat ini adalah Hectocorn, atau memiliki valuasi di atas 100 Miliar US Dollar setara dengan Rp.1.400 triliun. Meski banyak perusahaan dunia bisa mencapai angka ini tetapi tidak semuanya otomatis mendapatkan sebutan hectocorn, sebab prinsip startup ialah masih dalam tahap pengembangan. Sedangkan perusahaan-perusahaan besar dunia umumnya sudah dalam tahap mapan.


Ant Financial (Alipay) perusahaan fintech besutan Alibaba Group disebut sebagai startup pertama yang mampu mencapai level hectocorn ini. Sementara perusahaan dari Indonesia belum ada yang mampu mencapai level tersebut.


Pemerintah Indonesia sendiri, di antaranya melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi mendorong tumbuhnya startup. Diharapkan langkah ini akan mendorong Indonesia sebagai Negara yang memiliki strata ekonomi digital yang bagus di tingkat dunia.


Lima Fenomena Startup Indonesia


Pertama, startup mulai muncul sekitar tahun 2010, namun di Indonesia baru mulai popular pada tahun 2013-2014. Lahirnya Gojek, Bukalapak dan lainnya membuka mata banyak orang pentingnya startup di tengah dunia yang mengarah ke digital. Meski baru popular pada tahun 2013-2014, namun disebut-sebut Gojek maupun Bukalapak telah merintis usaha 2010. Achmad Zaky memulai Bukalapak dari kamar kos-kosan pada 2010. Demikian juga Nadiem Makarim dan temannya merintis Gojek pada 2010.


Kedua, digandrungi milenial. Dunia startup di Indonesia umumnya diminati oleh generasi muda. Banyak di antaranya masih menimba ilmu di perguruan tinggi. Fenomena ini dapat dipahami karena memang generasi milenial akrab dengan dunia digital serta didukung penggunaan media sosial.


Ketiga, banyak startup gagal. Jumlah startup yang terus tumbuh tidak semuanya berhasil. Bahkan banyak di antaranya gagal. Jika kita mengamati startup yang ada saat ini cukup beragam mulai dari bidang transportasi, telekomunikasi, keuangan, kesehatan hingga pertanian. Tetapi tidak sedikit kemudian yang gulung tikar pada masa awal.


Pengembangan startup yang tidak memiliki orientasi dan visi yang jelas membuat mereka tutup. Apalagi jika startup dibangun sekadar untuk meraih kepopuleran dan agar terlihat keren. Mereka biasanya tidak mampu bertahan lama.


Keempat, sukses dan diakusisi. Tidak dapat dibantah dalam pengembangan startup membutuhkan suntikan modal. Padahal umumnya startup dibangun secara personal atau kelompok orang yang pada mulanya dengan modal terbatas. Persaingan yang ketat dan mimpi mengembangkan usaha dengan cepat, memaksa para pemilik startup kemudian menerima pinangan dari perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Termasuk perusahaan dari luar negeri.


Kelima, membangun anak perusahaan untuk mendukung startup induk. Fenomena ini sebenarnya tidak hanya di Indonesia melainkan di berbagai Negara. Startup induk yang sudah sukses kemudian mengembangkan usaha dengan membangun startup yang mendukung usaha mereka sendiri. Seperti Gojek yang mengembangkan fintech Gopay. Ataupun marketplace yang membangun fintech bahkan sampai jasa kurir pengiriman barang.


Berkembangnya startup di Indonesia seperti pisau bermata dua. Di satu sisi dapat mendorong pertumbuah ekonomi. Namun pada sisi lain dapat kian mematikan usaha-usaha konvensional. [r]

LihatTutupKomentar