KabareMinggir - Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Yogyakarta, H. Ahmad Shidqi, S. Psi, M. Eng, mengajak santri dan pondok pesantren bisa menjadi contoh dalam pengelolaan sampah. Hal tersebut disampaikan Shidqi ketika membuka kegiatan optimalisasi pengelolaan sampah di lingkungan pondok pesantren (Ponpes), yang digelar Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kamis (20/11/2025).

Lebih lanjut Shidqi menjelaskan pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di Indonesia telah tersebar dengan 43 ribu pesantren dan 5 juta santri. Sehingga santri menjadi penjaga nilai dan akhlak bangsa.
Peran tersebut harus dibarengi dengan menjaga nama baik pesantren dalam menjaga lingkungan. Kemenag memiliki program ekoteologi dan Pemkot Yogyakarta, mengangkat program Masyarakat Jogja Olah Sampah (Masjos).
"Saya berharap gerakan menjaga lingkungan, ke depan bisa membuahkan kemanfaatan, peningkatan ekonomi dls dan bisa diterapkan di Kota Yogyakarta," ujar Shidqi.

Sebelumnya Kepala Seksi PD-Pontren H. Saeful Anwar, M.S.I. menyampaikan peserta merupakan para pengasuh pondok pesantren se-Kota Yogyakarta. Ia berharap agar kegiatan tersebut dapat memberikan wawasan dalam pengelolaan sampah.
Sementara narasumber, Drh. Supriyanto, M.Vph. dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mengajak pesantren untuk bersama-sama mengelola sampah.
"Pengelolaan sampah menjadi tanggung jawab pemroduksi, bukan pemerintah seperti selama ini disalahpahami masyarakat," tegasnya
Ia menyebut saat ini berbagai upaya sudah dilakukan, tetapi volume sampah yang jumlahnya puluhan ton setiap hari tidak semuanya bisa dikelola. Ia berharap agar ketika mengadakan kegiatan bisa meminimalkan produksi sampah, termasuk dari wadah makanan dan botol minuman. [rls]