KabareMinggir - Green Minggir Projet (GMP), sebuah komunitas peduli lingkungan dari Minggir Sleman, menggelar acara bertajuk, Bimbingan Teknis, “Manajemen Pengajaran Membaca Al Quran dengan Metode Iqra’ dan Pengenalan Kepedulian Lingkungan ke Santri”

Kegiatan berlangsung di Pondok Makan Dapur Sawah Tiban, Ahad (26/5/2024). Melalui acara ini diharapkan bisa menemukan cara pengajaran Iqra’ yang mudah, efektif dan variatif, agar santri tidak bosan. Ditambah materi pengenalan lingkungan, agar santri semakin peduli.
Menghadirkan narasumber, Tri Wiyoko, S.Pd.I. Trainer -
Penyuluh Agama dan Suyono seorang Praktisi Biogas - Aktivis Lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut Suyono menyebut lingkungan merupakan
salah satu pondasi kehidupan manusia, untuk itu kita perlu menjaga keseimbangan
alam agar keanekaragaman hayati yang
dibutuhkan oleh setiap individu manusia tetap terjaga / tersedia, seperti udara
yang bersih, air yang jernih dan
lingkungan yang nyaman. Namun terkadang ada manusia yang secara sengaja
menggunakan untuk kepentingan pribadi tanpa memperhatikan dampak yang di
timbulkan sehingga mengganggu keseimbangan alam itu sendiri.
Misalkan tidak melakukan Tindakan mengurangi limbah dengan
membuang sampah sembarangan, tidak memanfaatkan energi alternatif untuk
mengurangi dampak penggunaan fosil bumi atau tidak melestarikan habitat alam
dengan menebang pohon sembarangan tanpa melakukan peremajaan lagi.
Maka yang perlu di garis bawahi adalah tanggungjawab untuk
melindungi dan memulihkan lingkungan menjadi tanggungjawab kita bersama,
apalagi menghadapi perubahan iklim diperlukan langkah yang lebih proaktif dan
berkelanjutan. Salah satunya adalah penerapan energi baru terbarukan,
pengurangan limbah plastic, konservasi air dan pelestarian tanaman hutan.
Dengan demikian kesadaran untuk menjaga lingkungan harus diajarkan dan ditingkatkan ke seluruh lapisan
masyarakat. Namun seiring dengan perkembangan kebutuhan penduduk yang semakin
meningkat sehingga muncul sifat serakah manusia terhadap lingkungan menjadikan
lingkungan hidup terganggu bahkan menjadi tidak seimbang.
Sementara itu Ustadz Tri Wiyoko mengungkapkan cara sukses pengajaran Buku Iqra’. Antara lain:
CBSA (Cara Belajar Santri Aktif), guru menerangkan pokok bahasan, setelah itu santri aktif membaca sendiri, guru sebagai penyimak saja, jangan sampai menuntun, kecuali hanya memberikan contoh saja.
Privat. Penyimakan seorang demi seorang secara bergantian.
Asistensi. Santri yang lebih tinggi pelajarannya dapat membantu menyimak santri lain.
Mengenai judul-judul, guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi tidak perlu banyak penjelasan. Santri tidak dikenalkan istilah fathah, tanwin, sukun dst. Yang pokok santri betul bacaannya.
Kegiatan diikuti sekitar 31 peserta dari berbagai TPA yang
ada di Minggir dan sekitarnya. [rls]