Sempat beredar kabar pemilihan lurah (Pilurah) akan digelar pada Oktober 2021, nyatanya Pilurah bakar dilangsungkan 22 Agustus 2021 mendatang. Jika dihitung dari bulan ini (Mei), praktis hanya tinggal tiga bulan untuk persiapan bagi bakal calon (Balon) lurah mendatang.

Waktu persiapan yang kian
mepet membuat para balon lurah harus beradu cepat. Menyusun siasat tepat guna
memikat simpati masyarakat. Rumor yang santer tersiar, Lurah incumbent akan maju lagi. Raden Heru Prasetyo
Wibowo atau akrab dikenal RHPW telah menunjukkan gelagat siap bertarung.
Baca Juga : Janji-janji Calon Lurah (Sebuah Kilas Balik)
Spanduk-spanduk bercirikhas
RHPW sudah terpasang di beberapa sudut padukuhan. Dari sisi pengalaman, ia
sudah mengenal medan. Bermodal Pilurah sebelumnya setidaknya sudah memiliki
jaringan yang terbangun. Tinggal merajut kembali dan mengembangkannya.
Balon lain yang sudah
memasang spanduk sejak jauh hari adalah Giyono yang saat ini menjabat sebagai
Kepala Dukuh Jomboran 15. Rumor yang beredar ia sempat antusian ikut berlaga di
Pilurah setelah mendapat dukungan dari salah satu partai.
Fenomena Calon Lurah
didukung partai bukan kabar baru. Karena di Pilurah yang sebelumnya digelar di
beberapa tempat, peran orang-orang partai cukup terlihat. Sehingga publik
mengidentikan sebagai dukungan partai.
Kabar terakhir, Giyono
menyatakan mundur dari bursa pencalonan.
Ada nama lain yang
belakangan muncul, Suratman. Spanduknya terpasang di banyak lokasi di
Sendangagung. Sosok yang dikenal sebagai juragan kayu tersebut digadang akan
maju dalam memperebutkan kursi Sendangagung 1.
Suratman sampai saat ini
menjadi penantang yang dianggap cukup berbobot dengan basis dukungan generasi
tua. Meski belum memiliki pengalaman dalam bidang pemerintahan namun sosoknya
yang dikenal dermawan tampaknya menjadi modal penting.
Nama-nama lain yang sempat
tersiar seperti mantan Lurah Sendangagung Hadjid Badawi dari Minggir 2, dan Anggota
BPKal Robertus Subardi, SE. akan menjadikan perebutan jabatan Lurah menjadi
seru.
Dengan persaingan ketat,
tentu modal yang harus dikeluarkan pun tidak sedikit. Bukan rahasia lagi jika
dalam pembentukan tim sukses, relawan dan sebagainya butuh dana. Baik untuk
konsumsi maupun uang transportasi.
Kondisi ini tentu menjadi
tidak sehat jika kemudian membuat masyarakat menafikan kredibilitas dan
kompetensi bakal calon lurah. Sebab untuk membangun Sendangagung dibutuhkan
sosok yang bisa dijadikan panutan. Mampu mengayomi masyarakat, patut
diteladani, sanggup untuk tidak korupsi, dan tentu saja punya visi dan misi.
Bagaimana pertanian di Sendangagung, bagaimana pendidikan masyarakat, bagaimana agar masyarakat berdaya tidak lagi tergantung dengan bantuan-bantuan dari pemerintah, dan sebagainya.
Ibarat orang akan melakukan
perjalanan, visi dan misi merupakan tempat tujuan. Tanpa keduanya, maka arah
pembangunan yang akan dilakukan menjadi tidak jelas. Maka sudah sepatutnya para
bakal calon mulai mengenalkan visi dan misi mereka kepada masyarakat. Tidak justru
menjebak dengan aneka rupa sajian yang menggiurkan tapi bersifat sesaat!