Sepotong Roti untuk Panglima

Angin pagi dari lereng Sumbing berhembus pelan, menggeser kabut yg enggan beranjak dari perkampungan. Di sebuah rumah panggung sederhana, berlantai papan, seorang lelaki duduk bersila di tikar pandan. Tubuhnya kurus, wajahnya pucat, namun matanya menyala penuh tekad. Ialah Jenderal Sudirman—panglima besar yang tak pernah membiarkan kemewahan menyentuh langkahnya.



Sumber Gambar: FB Persyarikatan Muhammadiyah


Di hadapan, istrinya menyuguhkan secangkir kopi dan sepotong roti. “Hanya ini yang ada, Mas,” ucap istrinya lirih, khawatir ia kecewa.

Sudirman tersenyum, jemarinya meraih roti itu dengan tenang. “Roti ini lebih manis dari segala jamuan, jika dimakan bersama perjuangan,” jawabnya.


Hari itu, ia harus memimpin rapat gerilya dengan para komandan. Tidak di kantor megah, tidak di ruang berpendingin udara, melainkan di tengah hutan—di atas tanah berlumut, di bawah kanopi dedaunan. Pakaiannya hanyalah seragam lusuh yang berkali-kali ditambal. Sepatunya pun bukan keluaran baru; solnya sudah tipis, tapi masih ia pakai dengan bangga, seolah setiap jahitan tambalan adalah tanda kesetiaan pada negeri.


Di perjalanan, seorang prajurit muda mencoba memayunginya dari gerimis. Sudirman menolak halus. “Kalau rakyat di ladang tak berpayung, mengapa aku harus berbeda?” katanya. Para prajurit saling pandang, menyadari di hadapan mereka berdiri seorang pemimpin yang menolak dipisahkan dari rakyatnya.


Malam usai rapat, ia duduk dekat api unggun. Seorang komandan menawarkan makanan tambahan yg dibawa dari kota. Sudirman menggeleng. “Bagi saja pada yg membutuhkan. Aku sudah cukup dengan ubi rebus ini,” katanya sambil tersenyum.


Kesederhanaan baginya bukanlah penampilan kosong. Ia tahu keagungan bukan diukur dari istana, tapi dari kesediaan merasakan lapar, letih, dan dingin bersama pasukan.


Di tengah riuh sejarah, saat nama besar berganti memudar, kesederhanaan Sudirman menjadi cahaya. Tentang kemerdekaan bukan hanya hasil tembakan senjata tapi juga buah dari hati yg rela berbagi sepotong roti. [r]

LihatTutupKomentar